Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Alasan KAI Pakai Bantalan Rel dari Bahan Sintetis: Tahan Cuaca Ekstrem dan Bisa Didaur Ulang

Hingga akhir 2024, KAI merencanakan penggantian 15.864 batang rel kayu menjadi rel berbasis bahan sintetis

5 Desember 2024 | 00.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mulai memanfaatkan bahan sintetis untuk mengganti bantalan rel kereta yang selama ini berbasis kayu. Bantalan sintetis dari bahan daur ulang diklaim lebih ramah lingkungan dan berdaya tahan tinggi,

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Lebih kuat, tahan terhadap cuaca ekstrem, dan produksinya tidak memerlukan penebangan pohon,” kata Executive Vice President KAI Daerah Operasi 2 Bandung, Dicky Eka Priandana, melalui keterangan tertulis, Rabu, 4 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Dicky, perseroan sudah memasang 1.896 bantalan rel berbahan sintesis di rute yang dikelola Daop 2 Bandung. Pembaharuan prasarana itu diterapkan menjelang periode angkutan Natal dan Tahun Baru, persisnya mulai 19 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025.

Manajemen menyatakan bantalan rel baru itu lebih ramah lingkungan karena dibuat dari limbah plastik yang bisa didaur ulang. Hasil inovasi bahan sintesis ini juga terhadap cuaca ekstrem. Ada juga keunggulan dari segi biaya, karena umur pemakaiannya diklaim lebih panjang.

“Biaya perawatan dan penggantian (bantalan rel) dapat ditekan,” kata Dicky.

Manajemen KAI sudah membeli 5.656 bantalan rel sintetis pada 2022. Jumlah pengadaannya ditingkatkan menjadi 16.353 pada tahun lalu. Hingga akhir 2024, KAI merencanakan penggantian 15.864 batang rel kayu menjadi rel berbahan sintetis.

Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, sebelumnya menjamin adopsi alat baru itu sudah melalui serangkaian pengujian. "KAI juga sangat mempertimbangkan faktor keamanan dan keselamatan saat memutuskan untuk mengganti bantalan kayu dengan (bahan) sintetis,” tuturnya pada akhir Oktober lalu, dikutip dari Antara.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus