Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Minggu kemarin, 9 Oktober 2022 dimulai dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh pelanggan kereta api yang terganggu perjalanannya akibat jalur ambles di beberapa titik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemudian kabar Kementerian PUPR akan segera meluncurkan aplikasi Cantas yang akan digunakan untuk transaksi sistem pembayaran tol non-tunai. Selanjutnya mengenai tips mengelola keuangan yang disampaikan Pengamat Perbankan, Keuangan, dan Investasi Universitas Gadjah Mada (UGM), I Wayan Nuka Lantara, menghadapi resesi ekonomi global.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu berita tentang Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menemui para diaspora Indonesia di Amerika Serikat di Kantor Konsulat Jenderal RI di New York, Amerika Serikat. Berikut ringkasan dari keempat berita tersebut:
1. Jalur Ambles, PT KAI Minta Maaf dan Beri Kompensasi Bea Tiket bagi yang Terdampak
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh pelanggan kereta api yang terganggu perjalanannya akibat jalur ambles di beberapa titik.
Jalur ambles terjadi di antara Stasiun Jeruklegi dan Stasiun Kawunganten serta di antara Stasiun Sikampuh dan Stasiun Maos di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
"Kami dari KAI memohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini yang telah menimbulkan keterlambatan perjalanan kereta api yang melintasi jalur ini," kata Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo seusai meninjau langsung penanganan dan normalisasi jalur di lokasi tersebut, Sabtu, 9 Oktober 2022.
Didiek mengatakan tim dari KAI terus berupaya untuk kembali memulihkan jalur sehingga pelayanan kepada pelanggan kembali normal.
Baca berita selengkapnya di sini.
2. PUPR Akan Luncurkan Aplikasi Bayar Tol Tanpa Henti, Akhir 2022 Bisa Didownload
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan segera meluncurkan aplikasi Cantas yang akan digunakan untuk transaksi sistem pembayaran tol non-tunai nirsentuh atau bayar tol tanpa henti (Multi Lane Free Flow/MLFF).
Kasubbid Operasi dan Pemeliharaan Bidang OP Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, Galuh Permana Waluyo menjelaskan pihaknya akan segera merilis aplikasi tersebut agar dapat dikenalkan terlebih dahulu ke masyarakat sebelum diimplementasikan dalam skala penuh.
Aplikasi tersebut nantinya akan dikelola oleh badan usaha pelaksana PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) melalui Keputusan Menteri PUPR No PB02.01-Mn/132. Badan usaha tersebut dinilai telah memiliki pengalaman untuk mengoperasikan sistem MLFF karena telah lebih dulu diterapkan di Hungaria dan Eropa.
Baca berita selengkapnya di sini.
3. Mendag Temui Diaspora di AS, Sampaikan Program Perluasan Pasar Ekspor Baru
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menemui para diaspora Indonesia di Amerika Serikat di Kantor Konsulat Jenderal RI di New York, Amerika Serikat pada Kamis, 6 Oktober 2022 lalu.
Di hadapan 50 diaspora yang juga pelaku usaha serta perwakilan dunia perbankan dari Amerika Serikat, ia menyampaikan pentingnya memperkuat pasar ekspor tradisional. Terlebih, Amerika Serikat adalah mitra dagang tradisional terbesar kedua bagi Indonesia.
Namun menurutnya, Indonesia tak boleh hanya meningkatkan ekspor dengan mitra dagang tradisional, melainkan harus memperluas pasar baru melalui berbagai perjanjian perdagangan internasional.
"Saat ini momentum tepat dalam memperkuat perdagangan Indonesia dengan pasar tradisional sekaligus memperluas pasar nontradisional," ujarnya dalam keterangan tertulis pada Sabtu, 8 Agustus 2022.
Baca berita selengkapnya di sini.
4. Resesi Global: Pakar UGM Beri Tips Mengelola Keuangan Menghadapi Resesi Ekonomi
Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan ekonomi dunia akan mengalami resesi ekonomi (berujung resesi global) pada 2023. Dia mengatakan negara Indonesia tengah mewaspadai kenaikan suku bunga yang berpotensi menimbulkan gejolak pasar keuangan. Kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh bank sentral negara-negara di dunia berpotensi menimbulkan resesi global.
"Tekanan inflasi global sudah direspons berbagai negara dengan kenaikan suku bunga yang drastis dan cepat," ujar Sri Mulyani dalam paparannya saat konferensi pers APBN Kita secara daring pada Senin, 26 September 2022.
Kondisi ini, menurut Sri Mulyani akan menimbulkan dampak bagi pertumbuhan ekonomi. Bank Dunia memperkirakan jika bank sentral di seluruh dunia melakukan peningkatan suku bunga secara cukup ekstrem dan bersama-sama, resesi global akan terjadi pada 2023.
Baca berita selengkapnya di sini.
Baca Juga: Perjalanan Kereta Rute Purwokerto Terkendala karena Hujan Lebat, Penumpang Dapat Kompensasi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.