Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BADAN Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kanker sebagai penyebab kematian tertinggi kedua di dunia setelah penyakit kardiovaskular. Prevalensi penyakit kanker di Indonesia juga tinggi. Data Kementerian Kesehatan pada 2013 menunjukkan prevalensinya 1,4 per 1.000 penduduk atau mencapai 330 ribu. Kanker juga penyebab kematian nomor tujuh di Indonesia.
Penyakit kanker getah bening (limfoma) masuk daftar 10 besar kanker yang diderita orang Indonesia. Juhrotul Aeniah, mahasiswi Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, meneliti zat penghambat kanker limfoma dari alga hijau-biru (Spirulina platensis).
Juhrotul, 23 tahun, penasaran terhadap faktor risiko kanker limfoma yang belum diketahui pasti. Membaca sejumlah jurnal penelitian tentang kanker limfoma, ia lantas meneliti alga hijau-biru. "Alga ini mengandung vitamin E yang dapat dikembangkan menjadi zat antikanker, khususnya kanker getah bening," katanya.
Inovasi yang dilakukan Juhrotul adalah menggunakan media tanam organik untuk menumbuhkan alga itu. Selama ini, alga hijau-biru dikultivasi menggunakan media Walne dan Zarouk. "Kedua media ini sangat mahal," ujar Juhrotul.
Juhrotul membuat media penggantinya menggunakan pupuk urea, pupuk plant catalyst, dan pupuk organik RI1. Sebelumnya, tidak pernah diketahui Spirulina yang ditumbuhkan dalam media organik tersebut.
Keberhasilan menumbuhkan alga hijau-biru membuat Juhrotul bisa meneliti aktivitas antikanker dari biomassa, ekstrak kasar, dan fikosianin (pigmen warna biru) alga hijau-biru.
Dalam risetnya, Juhrotul menguji antikanker secara in vitro dengan metode micro tetrazolium assay.
Ekstrak alga hijau-biru yang dia olah bisa menghambat pertumbuhan sel raji- sel yang diambil dari kultur sel lymphoblastoid. Tapi Juhrotul mengatakan hasil risetnya belum diujikan ke makhluk hidup, apalagi manusia. "Penelitian ini baru mencari potensi, belum sampai tahap material antikanker."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo