Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Berita Tempo Plus

Arus Teluk di Titik Terlemah

Kerusakan iklim diduga sebagai penyebab melemahnya Arus Teluk.

5 Maret 2021 | 00.00 WIB

Es yang mencair menciptaka air terjun di North East Land, Svabard, Norwegia. Pemanasan global mebuat es di Artik dan Antartika mencair. dailymail.co.uk
Perbesar
Es yang mencair menciptaka air terjun di North East Land, Svabard, Norwegia. Pemanasan global mebuat es di Artik dan Antartika mencair. dailymail.co.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ringkasan Berita

  • Kerusakan iklim diduga sebagai penyebab melemahnya Arus Teluk.

  • Arus Teluk yang melemah akan meningkatkan jumlah dan badai ekstrem di Eropa.

  • Arus Teluk merupakan salah satu arus laut terkuat di dunia.

Sirkulasi air Samudra Atlantik yang menopang terjadinya Arus Teluk—sistem cuaca yang membawa arus hangat dan sejuk ke Eropa—berada pada titik terlemahnya dalam lebih dari seribu tahun. Menurut data penelitian terbaru, kerusakan iklim diduga sebagai penyebab utamanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Konsekuensi melemahnya sirkulasi air Samudra Atlantik atau Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC) adalah semakin banyak badai melanda Benua Eropa, musim dingin yang lebih intens, dan peningkatan gelombang panas yang merusak. Selain itu, bakal terjadi kekeringan di seluruh negara bagian Eropa.

Para ilmuwan memperkirakan AMOC akan melemah jika pemanasan global terus berlanjut. Pada akhir abad ini, diprediksi tingkat pelemahannya berada pada kisaran angka 34-45 persen. Akibatnya, cuaca mendekati "titik kritis" di mana sistem dapat menjadi tidak stabil secara permanen.

Arus Teluk yang melemah juga akan menaikkan permukaan laut di pantai Atlantik, Amerika Serikat, dengan konsekuensi yang berpotensi menimbulkan bencana.

Arus Teluk saat ini berada di titik terlemahnya dalam 1.000 tahun terakhir. Data dari penelitian terbaru menunjukkan bahwa kerusakan iklim menjadi penyebab utama terjadinya pelemahan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Stefan Rahmstorf, dari Potsdam Institute for Climate Impact Research, yang ikut menulis studi yang diterbitkan dalam Nature Geoscience ini, mengatakan AMOC yang melemah akan meningkatkan jumlah dan badai ekstrem di Eropa serta membawa lebih banyak gelombang panas ke Benua Biru.

Dia mengatakan sirkulasi sudah melambat sekitar 15 persen dan dampaknya sudah terlihat. "Dalam 20-30 tahun kemungkinan akan melemah lebih lanjut, dan itu pasti akan mempengaruhi cuaca kita. Jadi, kita akan melihat peningkatan badai dan gelombang panas di Eropa, serta permukaan laut naik di pantai timur Amerika," katanya.

Sebuah studi terpisah yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences menemukan, jika laju pemanasan global semakin cepat, hal ini dapat menyebabkan Arus Teluk mati seluruhnya. Arus Teluk merupakan salah satu arus laut terkuat di dunia, yang membawa lebih dari 100 kali arus Sungai Amazon.

Hal ini didorong oleh pola angin permukaan dan perbedaan kepadatan air. Air permukaan di Atlantik utara didinginkan oleh angin dari Kutub Utara. Air itu menjadi lebih asin dan lebih padat, serta tenggelam ke dasar laut. Air dingin kemudian bergerak menuju ekuator di mana air akan menghangat secara perlahan.

Untuk menggantikan air dingin yang terikat di ekuator, Arus Teluk memindahkan air hangat dari Teluk Meksiko ke utara, ke Atlantik.

THE GUARDIAN | GRAPHIC NEWS | FIRMAN ATMAKUSUMA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus