Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

AS Akui Tak Dapat Menangkal Senjata Hipersonik Rusia dan Cina

Jenderal AU AS John Hyten mengatakan Rusia dan Cina secara agresif mengembangkan senjata hipersonik, sejenis rudal nuklir berkecepatan sangat tinggi.

22 Maret 2018 | 15.42 WIB

Pesawat tempur Rusia MiG-31 melepaskan rudal hipersonik Kinzhal saat melakukan uji coba di Rusia, 1 Maret 2018. Rusia mengatakan telah sukses meluncurkan sebuah rudal hipersonik, salah satu jajaran senjata yang memiliki kemampuan nuklir. (RU-RTR Russian Television via AP)
Perbesar
Pesawat tempur Rusia MiG-31 melepaskan rudal hipersonik Kinzhal saat melakukan uji coba di Rusia, 1 Maret 2018. Rusia mengatakan telah sukses meluncurkan sebuah rudal hipersonik, salah satu jajaran senjata yang memiliki kemampuan nuklir. (RU-RTR Russian Television via AP)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Washington - Seorang komandan nuklir AS memperingatkan bahwa negaranya harus menambahkan lebih banyak senjata nuklir ke persenjataannya karena Rusia dan Cina secara aktif mengembangkan senjata hipersonik berkecepatan tinggi baru.

Baca: Helikopter Tabrak Rumah di AS, 3 Tewas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Jenderal Angkatan Udara AS John Hyten, Komandan Komando Strategis AS, mengatakan pada hari Selasa, 20 Maret t2018, bahwa Rusia dan Cina secara agresif mengembangkan senjata hipersonik, sejenis rudal nuklir yang terbang dengan kecepatan sangat tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Hyten, AS tidak memiliki jenis senjata nuklir yang bisa bertahan melawan rudal hipersonik sehingga dia menyarankan agar negara ini mulai bekerja.

"Kami tidak memiliki pertahanan yang bisa menangkal penggunaan senjata semacam itu terhadap kami," katanya kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat, menurut CNBC.

Para peneliti Cina mengungkap desain pengebom hipersonik berkecepatan hingga Mach 7. Kredit: Science China Press/Daily Mail

Hyten mengatakan hal itu berarti AS harus bergantung pada pencegahan melawan perang hipersonik. "Baik Rusia dan Cina secara agresif mengejar kemampuan hipersonik. Kami telah menyaksikan mereka menguji kemampuan itu," katanya.

Dia menambahkan bahwa AS perlu meningkatkan senjata nuklirnya. "Saya sangat setuju dengan kebutuhan akan senjata nuklir berdampak rendah," komandan itu menambahkan.

"Kemampuan itu adalah senjata penangkal untuk menanggapi ancaman yang secara khusus dilakukan Rusia. Presiden (Vladimir) Putin mengumumkan April 2000 bahwa doktrin Rusia akan menggunakan senjata nuklir dengan dampak rendah di medan perang."

Awal pekan ini, Putin meluncurkan senjata nuklir baru, yang mencakup rudal hipersonik dan drone air bertenaga nuklir.

Pentagon mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya tidak dikejutkan oleh senjata yang diumumkan Putin 'dan rakyat Amerika harus yakin bahwa kita sepenuhnya siap'.

Presiden AS Donald Trump juga mengatakan pada hari Selasa bahwa dia berencana untuk bertemu dengan Putin 'dalam waktu yang tidak terlalu jauh' untuk membahas perlombaan senjata internasional.

Simak artikel lainnya tentang AS dan senjata nuklir di tempo.co

DAILY MAIL

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus