Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Asteroid 2002 AJ129 akan Lewat Dekat Bumi: Apa Skenario Terburuk?

NASA menjelaskan, asteroid 2002 AJ129, akan lewat sangat dekat dengan bumi pada, Senin, 4 Februari 2018.

24 Januari 2018 | 10.25 WIB

Ilustrasi Asteroid 2002 AJ129. Asteroid sebesar Menara Burj Khalifa ini akan melintas dekat bumi pada, 4 Februari 2018. (Daily Mail)
Perbesar
Ilustrasi Asteroid 2002 AJ129. Asteroid sebesar Menara Burj Khalifa ini akan melintas dekat bumi pada, 4 Februari 2018. (Daily Mail)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, California - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menjelaskan, asteroid 2002 AJ129, akan lewat sangat dekat dengan bumi pada, Senin, 4 Februari 2018. Asteroid yang ukurannya dua kali lebih besar dari Menara Burj Khalifa di Dubai, Uni Emirat Arab, atau sekitar 1,1 kilometer ini akan melaju dengan kecepatan 67 ribu mil per jam atau setara dengan 107 ribu kilometer per jam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kecepatan itu 15 kali kecepatan North American X-15, pesawat roket hipersonik percontohan yang bisa melaju mencapai 4.520 mil per jam--setara 7.300 kilometer per jam. "Asteroid ini berpotensi berbahaya," kata NASA, seperti dilansir laman Mirror.co.uk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sama seperti asteroid lainnya, 2002 AJ129 berasal dari sabuk asteroid yang berada di wilayah antara Mars dan Jupiter. Tak seperti planet, asteroid merupakan benda langit yang tidak memiliki orbit tetap.

Asteroid 2002 AJ129, pada 4 Februari mendatang, akan melintas dekat dengan bumi pada jarak 4,2 juta kilometer. Dalam dunia antariksa, jarak ini terbilang sangat dekat. Jarak bumi dan bulan saja sekitar 385 ribu kilometer. Menurut NASA, sebuah asteroid sudah dikatakan berbahaya jika melintas pada jarak 7,4 juta kilometer--lebih jauh dari lintasan 2002 AJ129.

Lantas, apa jadinya kalau asteroid besar ini menabrak bumi? Tim dari National Center for Atmospheric Research sempat melakukan studi modeling tentang hal ini. Menurut tim tersebut, akan terjadi dampak global yang sangat besar.

"Tanah dan debu imbas dari tubrukan bisa menyelimuti bumi ke dalam kegelapan, setidaknya satu dekade. Akan menciptakan zaman es kecil," kata Charls Bardeen, anggota tim, saat presentasi dalam pertemuan tahunan American Geophysical Union pada 2016, seperti dilansir laman Daily Mail.

Menurut dia, suhu global akan turun sekitar delapan derajat Celsius. "Dunia akan gelap, dingin, dan kering," ujarnya. Bardeen menjelaskan, penurunan suhu ini akan terjadi di darat. Di laut, daratan es akan meluas dan suhu permukaan air akan naik sekitar 0,5 derajat Celsius.

Di sektor pangan, menurut Bardeen, akan mengalami penurunan sekitar 50 persen. Tentunya, ini bukan kabar baik bagi umat manusia.

Jelang akhir tahun lalu, NASA mengungkap ada setidaknya 17,5 ribu objek dekat bumi. Dan 17,3 ribunya merupakan asteroid. Awal tahun, NASA kembali menemukan 1.985 asteroid baru yang berada di dekat bumi. "Jumlah objek dekat bumi semakin banyak," tulis NASA dalam laman situsnya.

Karena itu, NASA berencana membuat wahana antariksa yang bisa mencegah asteroid melintas mendekati bumi bernama DART (Double Asteroid Redirection Test). Wahana seukuran lemari pendingin rumah tangga ini akan menggunakan energi kinetik untuk memaksa arah orbit asteroid.

Pada 1913, pernah ada tabrakan antara bumi dan benda langit. Dampaknya, terjadi ledakan di Chelyabinsk, Rusia. Ledakan tersebut setara tenaga yang dilepaskan 500 ribu TNT. Setidaknya 1.000 orang terluka dan hutan di sekitar mengalami penggundulan. Beruntungnya, setelah itu, belum ada lagi objek langit yang sangat dekat dengan bumi.

Simak kabar terbaru tentang Asteroid 2002 AJ129 hanya di kanal Tekno Tempo.co.

MIRROR.CO.UK | NASA | DAILY MAIL

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus