Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko membantah pernyataan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro soal rencana awal posisi BRIN menjadi bagian dari Kemendiktisaintek. Satryo menyinggung bahwa BRIN hingga akhir belum berkenan bersatu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Enggak, enggak, kami enggak pernah tak berkenan. Kami ikut kebijakan Pak Presiden dan yang saya tahu Pak Presiden memutuskan memang kita Kemendiktisaintek ada dan BRIN ada,” kata Handoko ketika ditemui di Kompleks DPR, Jakarta, Selasa, 12 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, kedua lembaga ini memiliki urusan yang berbeda sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih dalam menjalankan wewenang masing-masing.
“Karena kan urusannya berbeda, makanya namanya kan Kemendiktisaintek. Dikti dulu kan Saintek. Karena kita kan perpres juga enggak diubah oleh Pak Presiden,” tuturnya. “Memang dari awal kan juga enggak tumpang tindih ya kemarin kan juga ada Kemendikbudristek, malah ada risetnya.”
Sebelumnya, Mendiktisaintek Satryo Brodjonegoro mengatakan BRIN sempat direncanakan sebagai bagian dari kementerian. “Memang dalam proses perumusan kabinet itu direncanakan sebetulnya bahwa BRIN akan menjadi bagian dari Kementerian Pendidikan Tinggi,” kata Satryo dalam wawancara dengan Tempo di kantornya, di Jakarta, 30 Oktober lalu.
Saat ini terdapat Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang mencakup keseluruhan persekolahan, yaitu SD, SMP, dan SMA, sementara pendidikan tinggi lebih menekankan soal pengembangan, pemanfaatan, penerapan ilmu pengetahuan.
“Jadi perguruan tinggi bukan yang orang bilang ‘itu kelanjutannya SMA’, enggak. Memang usianya setelah SMA, tapi beda pendekatannya. Oleh karena itu, perguruan tinggi tidak bisa tanpa ada riset,” kata Satryo. “Kan riset di BRIN. Jadi pendidikan tinggi dan BRIN, atau garis miring BRIN. Menteri Pendidikan Tinggi/Kepala BRIN, satu komando.”
Menurut Satryo, tidak ada pendidikan tinggi tanpa riset, begitu juga sebaliknya. “Semua terkait harus jadi satu, nah, tapi memang ternyata sampai terakhir dari BRIN belum berkenan untuk bersatu,” ucap dia. Dengan perkembangan itu, BRIN tetap menjadi lembaga seperti sekarang ini.