Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian soal situs Gunung Padang berjudul “Geo-archaeological prospecting of Gunung Padang buried prehistoric pyramid in West Java, Indonesia” dimuat di jurnal Archaeological Prospection pada 20 Oktober 2023. Tulisan itu kemudian ditarik oleh penerbit John Wiley & Sons sehingga artikelnya hilang dari Wiley Online Library, basis data milik penerbit tersebut, sejak 18 Maret lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Ali Akbar, anggota Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, pencabutan itu bermula pada 1 Desember 2023 lalu. Awalnya salah satu anggota tim yakni Pakar paleotsunami dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Danny Hilman mendapat email resmi dari redaksi Wiley. Penulis yang lain kemudian juga mendapat email yang sama. "Kami para penulis mendapat email dari wiley 1 Desember 2023 mengenai ada investigasi soal jurnal kami," kata Ali dalam wawancara daring dengan Tempo, Jumat, 21 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam email tersebut, kata Ali, Wiley menyampaikan ringkasan bahwa investigasi dilakukan karena ada kesalahan dalam artikel yang ditulis. Seluruh anggota tim sempat kaget dengan email tersebut karena khawatir kesalahannya dalam ranah etik seperti plagiarisme. "Kami membalas email persoalannya apa? Apa persoalan etik apa bukan. Kalau kami atau saya pribadi yang paling berbahaya itu etik. Apakah itu plagiat, pemalsuan data. Berkata bohong, yang tidak benar itu.Mereka membalas email permasalahan ini terkait subtansi," ujarnya.
Setelah mendapat email berikutnya, Ali mengaku merasa nyaman karena perbedaan pendapat dalam penelitian adalah hal yang lumrah. Ali dan kawan-kawan pun mendapat beberapa pertanyaan terkait subtansi hasil riset yang menjadi polemik. "Kami jawab panjang sekali jawabannya. Terus setelah jawaban panjang tersebut, 13 Desember 2024, ada email dari Wiley. Ada empat pertanyaan singkat. Kayaknya mereka menyingkat ada 4 pertanyaan dari para ahli yang mempertanyakan hasil riset kami."
Pada 14 Desember, Ali dan kawan-kawan kembali memberi jawaban tentang subtansi riset, yaitu kesimpulan riset yang menyatakan Situs Gunung Padang merupakan bangunan dengan tiga lapisan peradaban dengan usia paling kurang 9000 tahun. "Tanggal 19 Desember, Wiley melampirkan. Empat pernyataan lengkap dari 4 ahli tersebut," ucapnya.
Dari pengantar email tersebut, menurut Ali, disebutkan bahwa investigasi berasal dari hasil observasi para ahli yang mengajukan keberatan. "Jadi empat ahli ini mengirim pernyataan keberatan terhadap jurnal tersebut. Mereka itu ahli arkeologi, geofisika, geologi, dan geo karbon," kata dia. Ali beranggapan hasil observasi tersebut hanya sekedar riset dokumen dengan membaca dokumen lainnya. Tidak ada observasi lapangan sebagai pembanding.
Setelah tanya jawab melalui email itu, kata Ali, pada 31 Januari pihak Wiley pun menjatuhkan vonis untuk mencabut artikel tentang Situs Gunung Padang dari jurnal karena mengandung major error. "Kayaknya mereka harus urus administrasi atau lainnya sehingga baru secara resmi dicabut pada 18 Maret 2024."
Investigasi atas jurnal itu dilakukan John Wiley & Sons, Ltd., penerbit sekaligus pemilik basisdata Wiley Online Library. Di akhir investigasinya, penerbit menyatakan laporan yang dibuat Ali Akbar, Danny Hilman dkk itu mengandung kekeliruan besar (major error). Error itu diakui tak teridentifikasi saat peer review atau kajian oleh ilmuwan lain yang tak terlibat penelitian.
Kesalahan yang dimaksud adalah bahwa teknik penanggalan karbon yang digunakan kepada sampel tanah yang tidak terkait dengan fitur atau artefak apapun yang dapat secara meyakinkan diinterpretasi sebagai antropogenik, atau buatan manusia. "Karenanya, interpretasi bahwa situs ini adalah sebuah piramida purba yang dibangun 9.000 tahun yang lalu atau lebih tidak benar, dan artikel harus dicabut," bunyi hasil investigasi tersebut.