Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sains

Benarkah Lulusan Filsafat Sulit Mendapat Pekerjaan?

Dosen filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) Iva Ariani mengatakan peluang kerja lulusan filsafat terbuka di banyak bidang.

2 Februari 2022 | 13.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian orang mungkin berpikir prospek kerja lulusan filsafat sempit bahkan sulit mendapat pekerjaan. Bisa jadi pendapat itu belum tentu sepenuhnya tepat. Wakil Dekan bidang Penelitian Pengabdian Masyarakat Kerja Sama dan Alumni Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) Iva Ariani mengatakan peluang kerja lulusan filsafat terbuka di banyak bidang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini


“Karena ilmu filsafat itu ilmu yang cair, kalau untuk analisa, untuk menjadi analitik itu kan hampir semua bidang membutuhkan,” ujar Iva kepada Tempo pada Rabu, 2 Februari 2022. Iva mengatakan banyak lulusan filsafat dari kampusnya yang menjadi dosen, peneliti, jurnalis, wirausahawan, hingga petinggi salah satu perusahaan di bidang pengembangan dan pendistribusian perangkat lunak, Microsoft.

 


Menurut Iva, ilmu filsafat memiliki sejumlah keunggulan. Mahasiswa ilmu filsafat terbiasa melihat segala sesuatu dari sisi yang luas. Dia mencontohkan ketika seseorang melihat atau mengkaji persoalaan hanya dari satu atau dua sudut pandang, jurusan filsafat terbiasa melihat dari segala macam sisi. “Maka itu filsafat disebut juga ilmu mencari kebijaksanaan karena kami terbiasa melihat segala macam persoalaan dari berbagai macam sisi,” ujar Iva.

 


Keunggulan lain yaitu cara berpikir menggunakan logika yang kuat dalam mengkaji segala macam hal. Sebab, kata Iva, filsafat mempelajari berbagai macam hal mulai dari alam semesta, manusia, hingga filsafat ketuhanan. “Filsafat manusia kita belajar tentang sebenarnya manusia apa, hakikat kemanusiaan itu apa sehingga orang menjadi manusia. Lalu filsafat ketuhanan, tuhan itu apa dan ada di mana dalam kehidupan manusia,” kata Iva.

 


Ketika semester awal, Iva mengatakan mahasiswa akan belajar mata kuliah mengenai pengantar filsafat, metafisika atau ontologi yang mempelajari keberadaan sesuatu yang bersifat konkret (eksistensi suatu hal), serta estetika. Sedangkan pada semester mendekati akhir banyak materi tentang analisis seperti filsafat ilmu sosial, filsafat seni dan kebudayaan, filsafat ketuhanan, dan materi lain yang sesuai dengan konsentrasi jurusan.

 

 


Pada mahasiswa tingkat akhir, Iva mengatakan fakultasnya akan mengadakan program pembangunan karier dengan cara mengundang alumni filsafat UGM yang telah bekerja di berbagai bidang untuk berbagi pengalaman. Hal ini dilakukan agar mahasiswa mendapat gambaran tentang dunia kerja. Iva berharap agar mahasiswa program studi filsafat dapat mempersiapkan diri sejak awal kuliah untuk membangun jenjang karier. “Ini akan membantu memberikan pencerahan untuk mahasiswa agar siap terjun ke dunia kerja,” katanya.

 

 

 

Tak sedikit sejumah pesohor yang berasal dari lulusan filsafat. Artis Dian Sastrowardoyo misalnya merupakan lulusan filsafat dari Universitas Indonesia. Malala Yousafzai , aktivis dan juga peraih nobel di bidang perdamaian asal Pakistan juga lulusan jurusan Filsafat, Politik dan Ekonomi dari Universitas Oxford, Inggris. Bagi calon mahasiswa yang masih bingung menentukan jurusan, filsafat mungkin bisa jadi pilihan program studi kamu, ya!


Baca juga:

 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus