Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SENJA baru saja turun ketika Gaius Plinius Caecilius Secundus- terenyak. Mata pengacara, pe-nulis-, dan filsuf alam dari Romawi ini tak lepas memandang Gunung Vesuvius di seberang lautan. Dia mencatat sebuah awan raksasa berbentuk pohon cemara muncul dari mulut Vesuvius. Tak lama kemudian awan itu membesar, menghalangi sinar matahari, dan membuat Vesuvius hilang dari pandangan.
Saat itu kalender menunjukkan tanggal 24 Agustus tahun 79. Sosok- yang lebih dikenal dengan nama Pliny Muda itu kemudian merasakan guncangan di tanah. Debu mulai turun di sekitar kediaman pamannya Pliny Tua. Di luar, masyarakat Misenum mulai panik dan mengungsi. Di pantai, Pliny melihat laut berguncang dan menyurut (kelak dikenal dengan istilah tsunami). Catatan yang diki-rimkan kepada sejarawan terkemuka- Romawi, Tacitus, itu kelak menjadi satu-satunya bukti pandangan mata tentang letusan Gunung Vesuvius saat itu.
Letusan itulah yang telah mengubur dua kota besar Romawi, Pompeii dan Herculaneum, selama lebih dari 1.600 tahun. Pompeii terkuak kembali pada 1748, menyusul penemuan Herculaneum sepuluh tahun sebelumnya. Kota ini adalah potret Romawi dalam skala kecil.
Di dalamnya ditemukan gedung majelis musyawarah, kamar-kamar- mandi umum, rumah permanen, vila tempat berlibur, lukisan-lukisan dinding, jalan-jalan batu, dan sebuah hotel besar berukuran seribu meter- persegi yang kini dikenal dengan nama ”Grand Hotel Murecine”. Ditemukan pula beberapa gedung publik seperti pasar makanan besar, penggilingan, bar, dan restoran kecil.
Saat itu diperkirakan ada 20 ribu penduduk yang mendiami Kota Pompeii. Mereka semua musnah dilahap- debu panas. Ironisnya, peristiwa itu terjadi ketika mereka berpesta merayakan festival Dewa Api.
Deddy Sinaga
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo