Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
SEJUMPUT harapan di kepala, cang-kul di pundak. Itulah kehidup-an pagi Wahani. Hampir saban hari lelaki berumur setengah abad itu meluncur ke sawahnya. Bukan untuk bertani, melainkan mencangkul lempung untuk dibuat batu bata.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo