Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Dalam Kepungan ’Luruh Duit’

3 April 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEKITAR 60 kilometer dari Kota Indramayu, arah ke barat, terhamparlah Desa Anjatan Batu. Memasuki wilayah itu, terbentang jalan beraspal lumayan mulus. Sawah menghijau di kiri-kanan jalan, juga rumah-rumah permanen lumayan bagus. Inilah kampung asal Kembang-, gadis cilik yang diperkosa pria asing- di Hotel Mercure. Desa ini juga disebut-sebut sebagai salah satu desa ”penghasil” pelacur.

Camat Anjatan, Nurhadi, terkejut ketika Tempo memberitahukan nasib yang dialami Kembang. Ia menegaskan, tak ada penjualan perempuan di wilayahnya. Menurut dia, kehidup-an di desa-desa di Anjatan cukup lumayan. Sawah bisa panen tiga kali se-tahun.

Juga ada sarang burung walet, yang memberikan tambahan rezeki untuk wilayah berpenduduk 89 ribu jiwa itu. ”Kalau benar ada, mungkin mereka terpengaruh bujuk rayu calo,” kata-nya.

Apa boleh buat, Indramayu kadung dicap pemasok pelacur. Dua pekan lalu, misalnya, terungkap enam murid sekolah dasar dari Kecamatan Bongas yang dikirim ke Batam untuk menjadi wanita penghibur. Rencana itu digagalkan petugas Kecamatan Bo-ngas. Keenam bocah itu kini kembali bersekolah.

Yayasan Kesejahteraan Anak Indo-nesia pernah meneliti ”hubungan anak- dengan pelacur” di Indramayu. Ditemukan fakta, dari 121 anak yang diteliti, ada 2 orang yang hampir menjadi pelacur, 6 orang memiliki ibu pelacur, 11 orang memiliki saudara kandung pelacur, 37 orang memiliki bibi pelacur, 29 orang memiliki saudara sepupu pelacur, dan 4 orang memiliki orang tua atau paman berprofesi calo dan germo. ”Jadi, anak-anak perempuan di sana dalam kepungan lingkaran luruh duit,” kata Hamid Patilima dari YKAI. Luruh duit, dalam bahasa setempat, antara lain ber-arti pelacuran.

Lis Yuliawati, Ivansyah (Indramayu)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus