Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Masyarakat tanpa kabel (wireless society) yang dicita-citakan perusahaan-perusahaan telepon seluler tampaknya mulai mendekati kenyataan. Indikasinya terlihat dari peningkatan pemakaian telepon seluler (mobile phone) yang menggantikan telepon sambungan tetap (fixed line). Namun, bagi sebagian orang, kemudahan menggunakan telepon di mana pun mereka berada rupanya tidak cukup. Mereka membutuhkan kecanggihan lain.
Peluang inilah yang ditangkap konsorsium perusahaan raksasa seperti Nokia, Intel, dan IBM, untuk mengembangkan telepon seluler generasi ketiga. Apa keistimewaan telepon jenis ini? Sangat banyak. Dengan teknologi Symbian, para pemakai telepon ini akan bisa bertatap muka dan bercakap-cakap karena alat ini telah dilengkapi dengan kamera mutakhir. Pengguna juga bisa menerima siaran televisi ataupun video dari internet. Akses ke internet dimungkinkan dengan penerapan WAP (wireless application protocol). Teknologi penting lain yang diterapkan adalah bluetooth, yang memungkinkan telepon ini bisa berkomunikasi sendiri dengan alat-alat lain seperti komputer pribadi, televisi, dan printer. "Pada tahun 2001 atau 2002, telepon mutakhir ini akan siap di pasaran," ujar Janne Jormalainen, General Manager Wireless Data & Technology Nokia Mobile Phones Asia Pacific.
Mesin Cuci Pintar |
Buat rumah tangga modern, mesin cuci sudah menjadi kebutuhan penting. Praktis, itulah alasan utama alat ini cepat populer. Sebentar lagi, akan ada dua alasan baru untuk memiliki alat ini. Pertama, hadirnya mesin cuci yang bisa "merasakan" sendiri kerusakan pada dirinya. Ini mesin cuci unik karena ketika kerusakan terjadi sang pemilik tidak perlu repot mengangkat telepon memanggil tukang reparasi. Mesin tersebut telah dilengkapi modem dan dihubungkan ke internet, sehingga pemanggilan akan dikerjakan sendiri oleh mesin ini. Menurut The Sunday Times, mesin yang dikembangkan Merloni, perusahaan Italia, ini akan dipasarkan tahun depan.
Alasan kedua adalah akan hadirnya mesin cuci yang tidak membutuhkan detergen yang dikembangkan Kyungwon Life and Science Research Institute, Korea Selatan. Seperti ditulis International Herald Tribune, penggunaan lapisan-lapisan katalisator khusus yang ditanam di antara elektroda-elektroda akan bekerja persis seperti mekanisme kerja detergen. Karena itu, mesin yang tak menimbulkan pencemaran ini juga akan segera dilempar ke pasar di bawah bendera Daewoo. Bagi konsumen, yang lebih asyik, tentu bila dua fungsi mesin tersebut nantinya bisa dijumpai dalam satu mesin.
Pupuk Urine untuk Tanaman |
Bila seseorang sedang kepepet, semak-semak ataupun pohon sering dijadikan pilihan pertama untuk melepas hajat kecil. Namun, hati-hati, jangan membuang air kecil terlalu banyak di tempat-tempat tersebut. Selain kurang sopan, urine yang menyiram langsung tanaman ternyata berdampak buruk. Tanaman lunak seperti sayur-sayuran dan buah-buahan bisa terhambat proses pembungaan dan pembuahannya, sedangkan daun menjadi keriting alias kerdil.
Namun, bila diolah terlebih dahulu, urine ternyata bisa dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman lunak itu. Tim Air dari lembaga swadaya masyarakat Ratulemahgemulai, yang bekerja sama dengan Lembaga Ekologi Universitas Padjadjaran, berhasil mendayagunakan senyawa yang terdapat dalam urine sebagai penyubur tanaman.
Pembuatannya sederhana. Cukup masukkan satu tablet enzim AK-2 ke dalam urine yang sudah ditampung dalam wadah berkapasitas 30 liter. Setelah itu, simpanlah urine di tempat yang sejuk dalam keadaan tertutup rapat. Hasilnya, kandungan amoniak (NH3) dalam urine akan diurai bakteri menjadi nitrit (NO2) dan nitrat (NO3) yang berguna untuk menyuburkan tanaman. Menurut Wijayanto dari Tim Air, penemuan itu selain sudah diujicobakan pada tanaman lunak seperti tomat, sawi hijau, cabe, juga diterapkan pada tanaman keras seperti mangga, jeruk, dan lengkeng. Hasilnya, tanaman yang diberi pupuk ini menghasilkan produksi dua kali lipat dibandingkan dengan tanaman yang tak diberi pupuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo