Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Cobalah Berobat ke Dunia Maya

Kios pengobatan alternatif untuk AIDS bermunculan di internet. Apa saja yang mereka tawarkan?

29 Maret 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Siapa yang tak ngeri terkena AIDS? Masalahnya, untuk penyakit yang menyerang kekebalan tubuh ini sampai saat ini belum ditemukan obatnya. Lantas, apakah sang penderita harus mulai menghitung hari begitu dinyatakan positif mengidap HIV? Jangan dulu, karena siapa tahu kesembuhan justru berada di ujung jari. Caranya, bukalah situs www.geocities.com/Athens/Academy/3739/homaids di jaringan internet.

Kios internet ini dikelola oleh Yayasan Barzakh, sebuah pesantren yang beraliran sufiisme yang bercikal bakal di Bandung. Dengan basis ini, Barzakh menawarkan diri untuk membantu penderita AIDS beroleh kesembuhan. Metode yang dipakai dinamakan Penyembuhan Sufi, yang diajarkan oleh Muhammad Zuhri, guru sufi asal Pati, Jawa Tengah, yang menjadi penasihat yayasan.

Menurut Michael Roland, Sekretaris Barzakh, pihaknya tak menutup diri untuk pasien dari agama mana pun, bahkan yang ateis. Sampai saat ini yang menjalani pengobatan via internet berjumlah sekitar 20 orang, yang semuanya dari Amerika Serikat. Pasien dari Indonseia lebih senang datang langsung.

Proses Penyembuhan Sufi sendiri relatif simpel. Setelah surat dari pasien dibalas Barzakh, guru Muhammad Zuhri akan mendoakan setiap pasien secara khusus maupun bersamaan dengan pasien lain selama satu jam setiap hari. Waktu yang dipakai guru sufi ini untuk berdoa adalah pukul 18.00?19.00 WIB atau pukul 11.00--12.00 GMT. Di tempat masing-masing, pada waktu yang sama, pasien diminta berdoa dan berkonsentrasi meminta penyembuhan menurut agama masing-masing. Bagaimana dengan yang ateis? Mereka bisa mengganti doa dengan meditasi.

Setelah sepuluh hari pertama, pasien diminta mengabari kemajuan ataupun hal-hal ganjil lain yang terjadi, seperti mimpi aneh, lewat e-mail. Sampai saat ini, tiga pasien mengaku telah sembuh setelah menjalani terapi ini. Mengapa bisa begitu? "Bakteri dan virus itu juga makhluk Tuhan, jadi kita ajak dialog mereka agar tak lagi mengganggu," ujar Roland. Namun, bila dalam enam bulan tak ada kemajuan, terapi tidak akan dilanjutkan. "Mungkin memang itu yang menjadi kehendak Tuhan," kata Roland.

Barzakh bukan satu-satunya yang menawarkan pengobatan alternatif untuk penderita AIDS. Silakan berkunjung ke www.talamasca.org/avatar/alt-healing. Situs ini mempunyai beberapa pranala yang mengkhususkan diri menggelar pengobatan alternatif untuk AIDS. Kios www.critipath.org, misalnya. Kios ini memuat daftar beberapa metode penyembuhan seperti akupuntur, pengonsumsian tanaman obat, dan meditasi. Kios lain seperti www.yogagroup.org menyodorkan menu latihan bagi penderita AIDS. Sekalipun tidak mengklaim bahwa latihan yoga akan menyembuhkan AIDS, pengelola kios ini dalam pengantar di halaman depan kios menyatakan bahwa dengan melakukan pose-pose khusus, kondisi kesehatan penderita akan bisa terjaga. Namun, tentu saja, sebelum "peminat" memulai latihan, ia terlebih dahulu harus mengunjungi guru yoga secara langsung untuk mendapatkan bimbingan. Bila tidak, salah-salah ia bisa lebih awal dijemput maut karena pose khusus ini cukup berbahaya, seperti kepala terjepit di antara dua kursi dengan kaki menjulang ke atas. Dari sisi kepraktisan, tawaran Barzakh di internet menjadi lebih menarik karena tak ada keharusan kontak langsung seperti tawaran pengelola kios lain.

Situs lain yang terangkai dalam pranala ini kebanyakan adalah tips bagi penderita AIDS agar bisa menjalani hidupnya dengan sikap positif. Kios www.hivnalive.org memuat "kisah sukses" orang-orang yang mengidap HIV tetapi bisa bertahan hidup lama karena mengubah gaya hidup.

Terlepas manjur tidaknya terapi alternatif semacam ini, kios pengobatan alternatif ternyata cukup dilirik para netter. Sebagai contoh, sejak dibuka pada awal 1996, kios AIDS Barzakh ini telah dikunjungi peminat 1.864 kali. Bukan sesuatu yang luar biasa karena semua jalan memang perlu ditengok demi kesembuhan, termasuk yang ada di dunia maya.

Yusi A. Pareanom dan Darmawan Sepriyossa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus