Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Bibit Siklon 91 Picu Hujan Deras Malam Ini, Diprediksi Awet Hingga Esok Pagi

BMKG menyatakan kombinasi bibit siklon 91S dan MJO menaikkan potensi cuaca ekstrem di Indonesia selama sepekan ke depan.

17 Maret 2025 | 22.01 WIB

Bibit Siklon Tropis 91S terpantau di Samudra Hindia sebelah selatan Jawa Barat pada Senin, 17 Maret 2025. (BMKG)
Perbesar
Bibit Siklon Tropis 91S terpantau di Samudra Hindia sebelah selatan Jawa Barat pada Senin, 17 Maret 2025. (BMKG)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin menyatakan bibit siklon tropis 91S berpotensi memicu hujan lebat berdurasi panjang. Bibit siklon itu sebelumnya terbentuk di dekat Pulau Natal, pulau di Samudra Hindia yang jaraknya hanya sekitar 360 kilometer di arah selatan Pulau Jawa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Hujan berpotensi awet hingga esok pagi,” begitu cuitan Erma di akun X pribadinya pada Senin malam pukul 19.50 WIB, 17 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sambil menyertakan peta lokasi, Erma menyebut bibit siklon tropis 91S memicu propagasi atau pertumbuhan hujan yang kuat dari Lampung ke arah Serang, Tangerang, dan Jakarta pada malam ini. “Hujan deras juga terpantau di Pemalang, Purworejo, Klaten, serta Ponorogo,” katanya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya sudah menakar dampak 91S terhadap cuaca di Indonesia. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan timnya juga mendeteksi aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) di saat yang bersamaan.

“Keadaan ini berpotensi meningkatkan curah hujan dan gelombang tinggi di sejumlah wilayah Indonesia selama sepekan ke depan,” ucapnya melalui keterangan tertulis, Senin malam.

Setelah dianalisis, bibit siklon 91S memiliki kecepatan angin maksimum 15 knots atau 28 kilometer per jam, serta dan tekanan udara minimum 1.010 hektopaskal. Bibit siklon ini bergerak ke arah barat dan barat daya dan mulai menjauhi wilayah Indonesia.

Kendati tidak masuk ke Indonesia, Dwikorita menyebut dampak bibit siklon yang berpotensi menjadi siklon tropis selama 24 jam ke depan ini tetap signifikan. “Koordinasi dengan instansi terkait, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sangat penting untuk memastikan upaya mitigasi berjalan efektif,” tuturnya.

Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menyebut MJO fase 2 di Samudra Hindia bagian barat juga bisa bergerak ke fase 3 selama tujuh hari ke depan. Fenomena MJO menumbuhkan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat hingga tengah.

“Kombinasi antara pengaruh tidak langsung bibit siklon 91S dan aktivitas MJO bisa meningkatkan potensi cuaca ekstrem, terutama di Sumatera bagian selatan dan Jawa,” kata dia.

M. Faiz Zaki

Menjadi wartawan di Tempo sejak 2022. Lulus dari Program Studi Antropologi Universitas Airlangga Surabaya. Biasa meliput isu hukum dan kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus