Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menginformasikan bahwa Siklon Tropis Anggrek telah bergerak menjauhi wilayah Indonesia. Maka, siklon itu juga telah berada di luar wilayah tanggung jawab Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Siklon Tropis Anggrek menjauhi wilayah Indonesia dan telah berada di luar wilayah tanggung jawab TCWC Jakarta," kata Deputi Meteorologi BMKG Guswanto, Sabtu, 20 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan data terbaru, Siklon Tropis Anggrek terpantau berada di Samudera Hindia barat daya Bengkulu dengan kecepatan angin maksimum 50 knot dan tekanan udara minimum kisaran 990 hPa bergerak ke arah barat-barat laut. Intensitas siklon tropis itu diperkirakan mulai melemah dari kategori dua menjadi kategori satu dalam 24 jam ke depan.
Guswanto mengatakan dampak Siklon Tropis Anggrek itu memicu gelombang laut tinggi di kisaran 1,25-2,5 meter di Samudera Hindia barat Sumatera, perairan barat Sumatera, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten hingga Jawa Tengah dan Samudera Hindia selatan Banten hingga Jawa Tengah.
Siklon Tropis Anggrek itu sebelumnya teridentifikasi oleh BMKG terbentuk di sekitar Samudera Hindia sebelah barat daya Bengkulu pada Selasa, 16 Januari 2024. Siklon tersebut diperkirakan dapat menimbulkan hujan lebat, petir, dan angin kencang pada 16-22 Januari 2024 di sejumlah wilayah Indonesia.
Pakar iklim dan lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM) Emilya Nurjani mengatakan siklon tropis biasanya berkembang dari kondisi depresi tropis menjadi badai tropis dan akhirnya berubah menjadi siklon tropis. “Silkon tropis merupakan sistem global yang tidak bisa dihindari. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya mitigasi akibat atau dampak yang ditimbulkan,” kata dia dikutip dari laman UGM.
Saat musim penghujan saat ini, curah hujan yang tinggi tidak hanya disebabkan oleh siklon tropis. Kendati begitu, tingginya curah hujan juga disebabkan oleh monsun Asia dan pergerakan inter tropical convergen zone yang dapat menyebabkan tumbuhnya awan-awan konvergen di wilayah Indonesia sekitar bulan Januari- Februari. Meski telah menjauh, masyarakat masih diminta untuk waspada.