Pengering Tenaga Surya dari Madiun |
Menciptakan alat-alat bermanfaat tak harus dengan teori muluk-muluk. Simak saja pengalaman Minto, seorang guru di Sekolah Dasar Negeri Prambon, Dagangan, Madiun. Ia berhasil membuat pengering bertenaga surya hanya berbekal teori sederhana. "Teori perpindahan panas saya baca dari buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk kelas V SD," ujar Minto.
Alat pengering Minto berupa kotak dari bahan seng dan kaca bening. Memang sederhana bila dibandingkan dengan alat serupa yang kabarnya juga dikembangkan Institut Teknologi Surabaya, yang mempunyai lebih banyak komponen. Alat ini bekerja melalui tiga tahap proses: radiasi (pemindahan panas matahari melalui kaca bening), konveksi (pengaliran panas melalui rongga udara dari sela-sela kaca bening dan seng bergelombang), konduksi (penghantaran panas dari seng bergelombang ke kotak pengeringan yang terbuat dari seng).
Dengan suhu yang dihasilkan sekitar 51 derajat Celsius—lebih panas dari panas matahari di alam bebas—pengering ini, selain berguna untuk mengeringkan pakaian, cocok untuk mengeringkan empon-empon, tanaman untuk jamu. "Pengeringan ini tidak mengubah warna dan aroma benda yang dikeringkan," kata Minto kepada Zed Abidien dari TEMPO.
Dalam keadaan normal, pengering ini mampu mengeringkan 5 kilogram empon-empon selama 1 jam 30 menit. Bila dipakai untuk mengeringkan baju, tak kurang dari 25 potong baju bisa dikeringkan hanya dalam waktu tiga jam. Sayangnya, karena masih tergantung pada matahari, pengering buatan Minto ini hanya bisa dioperasikan dari pukul 07.00 sampai pukul 16.00.
Toh alat seharga Rp 1,3 juta ini sudah menarik perhatian Direktorat Jenderal Energi Departemen Pertambangan, yang memesan 21 unit. Selain itu, menurut Minto, seorang pengusaha dari Madiun tertarik untuk mengembangkan alat ini dengan menambahkan elemen listrik, agar alat itu bisa dipakai setiap saat.