Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

BRIN Jelaskan Dua Subtipe Virus HMPV, Varian Mana yang Ada di Indonesia?

Menurut peneliti BRIN, masing-masing subtipe HMPV memiliki peran dan karakteristik yang berbeda-beda dalam infeksi.

16 Januari 2025 | 20.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pasien memeriksakan kesehatannya di Puskesmas Kelapa Gading, Jakarta, 13 Januari 2025. Penularan Virus HMPV melalui udara. Virus ini juga bisa menular melalui benda-benda yang kita pegang. TEMPO/Ilham Balindra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Telly Purnamasari menjelaskan bahwa virus Human Metapneumovirus (HMPV) memiliki dua subtipe, yakni subtipe A dan subtipe B. Menurut Telly, masing-masing subtipe ini memiliki peran dan karakteristik yang berbeda-beda dalam infeksi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Subtipe A cenderung menyebabkan gejala pernapasan yang lebih berat dan sering dikaitkan dengan wabah. Dampak klinisnya lebih serius, dengan menunjukkan gambaran gangguan pernapasan yang lebih intens. Sementara itu, subtipe B memiliki prevalensi yang lebih tinggi dan umumnya lebih banyak ditemukan pada musim dingin atau musim hujan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat ini virus yang mewabah di Cina itu telah ditemukan di Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengatakan beberapa anak telah terpapar virus ini. Namun, varian mana yang ada di Indonesia masih menjadi pertanyaan.

Telly menjelaskan bahwa penelitian sangat penting untuk mengetahui jenis subtipe yang ada di Indonesia. “Tadi memang saya sebutkan ada subtipe dari HMPV itu sendiri. Makanya perlu sekali penelitian kita lakukan di Indonesia untuk mengetahui yang saat ini berada di kita di Indonesia ini, apakah subtipe A, subtipe B,” ujarnya dalam acara diskusi terkait virus HMPV di Gedung B.J. Habibie BRIN, Jakarta Pusat, Kamis, 16 Januari 2025.

Dia juga menambahkan bahwa ada kemungkinan virus ini mengalami mutasi, seperti yang terjadi pada Covid-19. “Bahkan mungkin jangan-jangan ada mutasi virus juga, seperti Covid dulu kan beda-beda ya,” tuturnya.

Telly menegaskan bahwa penelitian ini sangat penting untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk memahami potensi risiko. Dengan mengetahui profil risiko virus, langkah-langkah intervensi dapat dilakukan untuk mencegah penularan agar tidak terkena atau terinfeksi HMPV.

Menurut dia, penelitian terkait virus HMPV bisa dilakukan di fasilitas kesehatan, terutama di rumah sakit yang memiliki unit penelitian. “Nah itu bisa dilakukan oleh fasilitas kesehatan untuk juga bisa bekerja sama dengan peneliti-peneliti yang ada di BRIN, karena di BRIN itu kan tempatnya para penelitian dari segala aspek,” kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus