Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bandung - Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) memampang daftar 1.000 sekolah sederajat SMA teratas di Indonesia berdasarkan nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di laman resminya per 1 Oktober 2021. Menurut Ketua Eksekutif LTMPT Budi Prasetyo Widyobroto, daftar peringkat itu untuk memberikan gambaran ke masyarakat. “Karena sekarang kan Ujian Nasional sudah enggak ada,” katanya, Senin 11 Oktober 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dalam daftar peringkat itu tertera kolom ranking, nama sekolah, nilai total, daerah lokasi, dan jenis sekolah. Peringkat pertama diduduki Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Nilai UTBK yang diraih sekolah itu tercatat 637,807.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Budi, nilai itu merupakan hasil rata-rata nilai seluruh peserta UTBK dari tiap sekolah sejak 2020 hingga 2021. Rencananya, akumulasi nilai itu akan terus dimutakhirkan setelah pelaksanaan UTBK 2022. “Nanti bandingannya dengan hasil rata-rata 2020 dan 2021,” katanya.
Nilai yang diperoleh itu, Budi menegaskan, dari hasil setiap peserta tes UTBK yang ikut dari suatu sekolah--bukan hanya dari siswa UTBK yang lolos ke kampus negeri. “Mau yang diterima perguruan tinggi negeri 50 atau 10 orang, itu adalah nilai rata-rata UTBK sekolah,” ujar Budi.
Dia mengakui, daftar peringkat Top 1.000 Sekolah Berdasarkan Nilai UTBK itu akan mendongkrak reputasi sekolah. “Jelas, masyarakat untuk sekolahkan anak-anak akan lihat hasil itu salah satunya,” kata Budi. Soal apakah sekolah teratas itu akan menjadi sekolah favorit, dia menjawab, “Terserah istilahnya apa, sekarang ada ketentuan-ketentuan zonasi biar masyarakat yang akan menilai.”
Adapun bagi sekolah lain, daftar peringkat SMA teratas itu bisa menjadi tujuan untuk studi banding. “Bagaimana siswanya bisa mendapat nilai-nilai UTBK bagus kan bisa juga,” kata Budi. Soal faktor bagusnya itu, menurut dia, banyak faktor yang masih bisa dikaji. “Macam-macam, pasti dari kualitas input, mungkin juga proses pembelajaran sekolah.”