Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. telah menyiapkan berbagai strategi untuk mengoptimalkan pelayanan selama periode mudik dan arus balik Lebaran 2025. Hal ini disampaikan oleh Corporate Communications and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana usai berdiskusi dengan pihak Google, Polri, Korlantas, dan berberapa Kementerian terkait kesiapan menghadapi arus mudik dan balik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu upaya yang dilakukan adalah peningkatan layanan informasi berbasis teknologi. “Yang sudah kami miliki secara teknologi itu bisa melalui aplikasi Travoy untuk para pengguna jalan, dan juga kami memiliki teknologi ITS (Intelligent Transport System) yang ada di Common Center,” kata Lisye di Kantor Google Indonesia, Jakarta, Selasa, 11 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Teknologi ini memungkinkan pengolahan data yang didapat dari jalan, dari CCTV, petugas di lapangan, serta berbagai sistem pemantauan untuk menghasilkan informasi yang dapat digunakan masyarakat serta pihak berwenang dalam pengaturan lalu lintas.
“Dan juga diolah nanti kami bersama dengan pihak Kepolisian dan juga Kementerian Perhubungan untuk bisa menjadi rekomendasi salah satunya untuk rencana rekayasa lalu lintas yang memang sudah diterbitkan dari SKB,” ujar Lisye.
Jasa Marga juga memprediksi puncak arus mudik terjadi pada 20 Maret untuk kendaraan yang masuk, sementara puncak arus mudik di jalan tol diperkirakan jatuh pada 28 Maret. “Kami melihatnya mulai dari H-10 ya sampai nanti juga H-2 untuk kendaraan yang masuk," tuturnya. Sementara prediksi puncak arus balik itu akan terjadi pada 6 April 2025.
Untuk menghindari penumpukan kendaraan, Jasa Marga akan memberikan potongan tarif tol sebesar 20 persen bagi perjalanan menerus dari Jakarta-Cikampek hingga Semarang. “Jadi untuk khusus perjalanan menerus yang tap in di Cikampek Utama dan tap out di Kalikangkung,” katanya.
Lebih jauh, Jasa Marga juga meningkatkan kapasitas lalu lintas dengan membuka jalur fungsional, menambah petugas di rest area, mengatur alur keluar-masuk kendaraan, serta menyediakan tambahan SPBU motor dan PB Modular.
Selain itu, Lisye mengklaim Jasa Marga juga terus berkolaborasi dengan Google, tidak hanya saat mobilisasi tinggi, tapi sepanjang tahun. Jasa Marga juga memiliki aplikasi JID (Jasa Marga Integrated Digitalmap Mobile) yang digunakan untuk mengolah data jumlah kendaraan berdasarkan CCTV dan traffic counting.
Kolaborasi ini memungkinkan Jasa Marga memanfaatkan data dari Google Maps dalam aplikasi Travoy dan JID untuk memberikan informasi yang lebih akurat. “Jadi memang kolaborasi itu tetap ada tidak hanya selama pada saat peak season mudik atau misalkan kemarin Nataru.”
Pilihan Editor: Jakarta Gelar Modifikasi Cuaca Lagi Selama 10 Hari ke Depan