Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, sekitar 463 juta orang di dunia hidup dengan penyakit diabetes dan salah satu obat dikenal adalah daun tanaman insulin.
Pada 2019, sebanyak 1,5 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit ini. Sebagian orang mencari obat alternatif alami, salah satu yang populer memanfaatkan daun tanaman insulin.
Baca : Alasan Mengapa Penderita PCOS Perlu Banyak Makan Protein
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Plantlet.org, tanaman insulin dengan nama latin Costus igneus mengandung dua senyawa antioksidan, quercetin dan diosgenin. Penelitian yang diuji coba ke tikus menunjukkan bahwa senyawa tersebut bisa melawan efek radikal bebas pada hati, pankreas, dan ginjal.
Antioksidan Kuat
Quercetin dan diosgenin juga termasuk antioksidan kuat dengan beragam manfaat. Meskipun tidak secara langsung mengobati diabetes, kedua antioksidan tersebut diketahui mampu melindungi organ-organ penting dari kerusakan lebih lanjut akibat radikal bebas.
Penelitian itu dilakukan di India dari Kasturba Medical College tahun 2010. Para peneliti membuat uji perbandingan mengenai efektivitas tanaman insulin dengan keampuhan obat diabetes. Daun insulin yang dikeringkan selama bulan, lalu ditumbuk sampai halus atau bubuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bubuk daun insulin tersebut dilarutkan dalam air dan dibagi ke beberapa dosis. Larutan yang tercampur diujicobakan kepada tikus-tikus jantan yang dibagi enam kelompok. Kelompok 1 tidak diberikan apa-apa, sementara kelompok 2 sampai 6 diberi deksametason selama 10 hari. Ini dimaksudkan supaya gulanya naik menyerupai kondisi diabetes.
Menginjak hari kesepuluh, dilakukan tes gula darah puasa (GDP) dan postprandial dua jam setelah makan (GD2PP). GDP menunjukkan kerja insulin dalam menyimpan gula, sedangkan GD2PP menunjukkan kerja insulin dalam memindahkan gula ke dalam sel.
Sementara pada hari ke-11 sampai hari ke-29, kelompok 3, 4, dan 5 diberikan daun insulin dengan dosis yang berbeda. Khusus pada kelompok enam ditambahkan obat glibenklamid. Tes GDP dan GD2PP lalu diulang kembali pada hari ke-20. Hasil uji ini menunjukkan adanya penurunan nilai GD2PP pada tikus yang diberikan larutan daun insulin.
Grafik penurunan setara dengan tingkat penurunan kadar gula darah selama dua jam setelah makan dengan pengobatan glibenklamid. Atas temuan ini, peneliti melaporkan bahwa daun insulin nyatanya menurunkan kadar gula darah ke taraf normal pada tikus lab yang mengalami hiperglikemia setelah dipacu dengan obat deksametason.
Namun, tamuan ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Sebab, para pakar medis masih belum jelas seperti apa dan bagaimana mekanisme tanaman insulin ini bisa menurunkan gula darah yang tinggi. Di sisi lain, temuan penelitian ini memberikan hasil krusial dalam pengobatan diabetes.
HARIS SETYAWAN
Baca juga : Tips Pola Makan yang Tepat untuk Pasien Diabetes Tipe 1