Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyumbangkan cara baru untuk mengurangi emisi gas buang beracun dari cerobong asap.Teknologi yang dikembangkan para ilmuwan NASA diLangley Research Center di Hampton, Virginia, itumenggunakan katalis oksidasi suhu rendah (LTOC) yang diklaimdapat mengurangi kadar gas beracun seperti formaldehidadan karbon monoksida sekitar 85-95 persen.
Sebenarnya NASA memakai teknologi itu untuksistem laser-laser satelitnya, untuk mengukur tingkat zatkimia di atmosfer bumi. Demi menjaga laser-laser karbondioksida di ruang angkasa, NASA membutuhkan sebuahsistem katalis yang akan mempengaruhi oksidasi karbonmonoksida—hasil dari operasi laser karbon dioksida.
Awalnya, teknologi itu bekerja pada suhu sangatrendah. Tapi NASA kemudian menyesuaikannya untukaplikasi bersuhu lebih tinggi, misalnya cerobong asapatau mesin pembakar.
Kehadiran teknologi NASA itu dapat menggantikantek-nologi pencegahan polusi yang ada saat ini yangterlalu mahal. Menurut Doktor Jeff Jordan, kepala penelitiLTOC, "Teknologi ini akan mengurangi waktu dan biaya yangber-kaitan dengan pemenuhan standar polusi BadanPerlindungan Lingkungan (EPA) saat ini dan masa akan datang."
Teknik Kuda Troya Obati Kanker
Para ilmuwan dari Universitas Toronto, Kanada, menggunakan teknik yang terdapat dalamlegenda Yunani, kuda Troya, untuk mengobati kankerpayudara dengan metode kemoterapi.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal ofNuclear Medicine edisi September itu menemukanbahwa obat yang dipadukan dengan isotop radioaktifIndium-11 dan asam amino yang disebut epidermal growthfactor (EGF) dapat memperlambat pertumbuhan tumor besar hinggatiga kali lipat dan menciutkan tumor-tumor kecil.
Penelitian yang dilakukan oleh Profesor RaymondReilly dan timnya itu baru diuji pada tikus laboratorium.Menurut Reilly, "Seperti dalam legenda kuda Troya yangmenyembunyikan pasukan penyerbu di dalam kuda kayuberongga, obat ini memungkinkan radioisotop yangmematikan tersimpan di dalam EGF saat melewati sel-sel kankerpayudara secara alamiah."
Kunci dari teknik itu adalah memasukkanpartikel-partikel radioaktif ke dalam sel-sel kanker untukmenghancurkan DNA sel-sel tersebut. Para ahli memakai asam amino EGFkarena sel-sel kanker menggunakan EGF lebih banyakketimbang sel-sel normal.
Obat yang dinamai 111In-hEGF itu akan menjalaniuji klinis tahap pertama di Rumah Sakit Princess Margaretdalam waktu dekat.
Memperkirakan Kebakaran dari Film
Suatu hari kelak, seorang pemadam kebakaran dapat mengatasi kebakaran hutan dengan komputer.Betapa tidak, kini ilmuwan di Rochester Institute ofTechnology berhasil menerjemahkan data kebakaran hutandari satelit pengindra jauh menjadi "film pendek" saat itujuga. Dengan film yang dapat di-download dari Internetini, para petugas pemadam kebakaran bisamemperkirakan perilaku kobaran api untuk waktu satu jam kemudian.
Proyek bersama selama empat tahun itu melibatkanilmuwan dari National Center for AtmosphericResearch (NCAR) di Boulder, Texas A&M, Universitas Coloradodi Denver, dan Universitas Kentucky. Dana sebesar US$33 ribu merupakan hibah dari National Science Foundation.
Secara sederhana, cara kerja teknologi itu sebagaiberikut. Sensor-sensor dari satelit ataupun dari daratanakan mengumpulkan data mengenai kebakaran. Data inikemudian dikirimkan ke komputer yang telah berisimodel. Data dimasukkan ke dalam model, lalu dikirimkankembali ke lapangan.
Petugas pemadam kebakaran di lapangan dengankomputer jinjing menerima data yang telah dimodelkanitu, yang berbentuk film pendek. Dari film itulah petugaslapangan dapat menentukan tindakan.
Menurut Anthony Vodacek, kepala penelitian ini, "Waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data dan mengirimkan kembali ke lapangan sekitar 15 menit."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo