Lelaki berjubah putih mendekati bejana segi empat berisi cairan bahan bakar. Di tengah bejana berdiri tabung gas cair berukuran sedang. Tiba-tiba lelaki itu melemparkan korek api yang menyala ke dalam bejana. Api pun kontan berkobar. Anehnya, bukannya bergegas lari, lelaki itu malah berjalan-jalan di sekitar bejana. Sampai akhirnya letusan kecil terdengar, tabung gas bocor, pijaran api berwarna biru memancar. Saat pijaran api padam, lelaki itu masih tersenyum dan melambaikan tangan.
Adegan itu merupakan penggalan rekaman uji coba produk pengendali kebakaran dan ledakan di satu ruang rapat di Hotel Mulia, Jakarta, awal pekan silam. Perusahaan penyalur tunggal asal Malaysia, Tegas Tenggara Asia Sdn. Bhd., menamai produk dari Austria itu No-Ex Explo Control. Teknologi itu dirancang untuk mengamankan tempat penyimpanan atau pengangkutan bahan bakar minyak dan gas dari bahaya terbakar dan meledak.
Aksi teror dan peledakan bom yang belakangan sering terjadi di Indonesia rupanya telah merangsang naluri bisnis petinggi perusahaan swasta asal negeri jiran itu. Tegas Tenggara dalam waktu dekat akan meluncurkan secara resmi produknya di Indonesia. Akhir Oktober ini, perusahaan itu akan melakukan uji coba produk di lapangan milik Pasukan Khas TNI Angkatan Udara, dekat Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. "Pipa dan kilang minyak rawan jadi sasaran peledakan. Pengamanan kebakarannya sangat penting," kata Rowin H. Mangkoesoebroto, Direktur Teknis Tegas Tenggara Asia Indonesia.
Secara teknis, pemakaian No-Ex tidak memerlukan tambahan peralatan rumit. Materi No-Ex, berupa jaringan serabut keriting yang terbuat dari aluminum foil, cukup dimasukkan ke dalam pipa minyak atau tabung gas. Ada dua bentuk yang bisa menjadi pilihan. Jaringan menyerupai karpet yang bisa digulung biasanya untuk kilang atau tangki berukuran besar, sementara jaringan berbentuk bola-bola kecil, berdiameter dua sentimeter, biasa dipakai untuk tabung berlubang kecil.
Cara kerja No-Ex juga tidak bertele-tele. Untuk mencegah ledakan, No-Ex cukup mengandalkan prinsip penghantaran panas (heat conductivity). Panas yang terjadi pada satu titik tabung atau bejana tidak dibiarkan berkonsentrasi. Jaring berbahan aluminium dengan mudah menyebarkan panas itu ke semua penjuru tabung. Kalaupun telanjur menyala, api tak akan berkobar dengan cepat, sehingga kebakaran besar bisa dicegah lebih awal.
Karena proses kenaikan suhu dalam tabung berlangsung perlahan-lahan, peningkatan tekanan dari dalam pun berlangsung lambat. Katup pengaman yang biasanya tersedia pada tabung punya waktu untuk berfungsi. Kalaupun katup pengaman tersumbat, dengan sebaran tekanan yang merata, bagian dinding tabung yang rapuh akan bocor dengan sendirinya. Ini akan berfungsi sebagai katup pengaman baru. "Dengan berkurangnya panas dan tekanan, risiko meledak hampir tak ada," ujar Rowin.
Sebaliknya, tanpa No-Ex, ledakan pipa atau tabung gas bisa terjadi sangat dahsyat. Karena peningkatan tekanan secara dramatis, tabung berisi bahan bakar bisa langsung meledak. Ini misalnya terjadi bila ada pemanasan dari luar tabung. Unsur karbon dalam tabung akan memanas secara lokal dan berubah menjadi gas. Peningkatan suhu gas secara lokal itu akan menaikkan tekanan secara tiba-tiba. Saking kerasnya tekanan, kontainer dengan bahan berlapis pun bisa hancur berkeping-keping.
Ledakan mengerikan seperti itu terekam pada penggalan lain video uji coba. Tanpa No-Ex, tabung gas berukuran sedang yang dipanaskan meledak tiga kali secara beruntun, dengan kobaran api dan asap yang bergulung-gulung.
No-Ex juga dirancang mencegah kebakaran dan ledakan lanjutan pada kilang atau tangki minyak yang tertembak. Prosesnya hampir sama. Tekanan dan percikan api tembakan bisa meningkatkan panas dan tekanan dalam kontainer. Panas pada gilirannya akan menurunkan kekuatan pipa. Pada saat bersamaan, peningkatan tekanan bisa langsung menjebol dinding pipa. Dengan No-Ex, proses itu bisa dihambat. Dalam uji coba di laboratorium, menurut Rowin, daya tekanan dalam tabung turun drastis. Tabung tanpa perlindungan No-Ex mencapai 4,01 bar, sedangkan tekanan dalam tabung dengan No-Ex hanya 0,54 bar.
Di samping fungsi utamanya sebagai penangkal ledakan, No-Ex punya fungsi tambahan. Jaringan aluminium No-Ex antara lain bisa mencegah munculnya karat, ganggang, dan jamur pada bagian dalam bejana. Sekali diisi No-Ex, bejana tidak perlu dibersihkan dengan cara menguras cairan minyaknya. Pada mobil atau tanker pengangkut bahan bakar, No-Ex pun bisa sekaligus berfungsi sebagai penyeimbang saat terjadi goyangan.
Rancangan No-Ex bisa berguna pada semua jenis instalasi penyimpanan dan distribusi bahan bakar, baik instalasi militer maupun sipil. Misalnya pada pipa dan bejana raksasa industri perminyakan, kapal tanker, anjungan minyak tengah laut, tangki bahan bakar kendaraan, dan tabung kompor gas rumah tangga.
Untuk mendapat manfaat yang maksimal, seluruh ruang dalam tabung atau bejana harus penuh terisi jaringan No-Ex. Meski terisi penuh jaringan No-Ex, daya tampung pipa tidak berkurang secara berarti. Karena dirancang khsusus, materi No-Ex hanya mengurangi 1,4 sampai 1,7 persen dari keseluruhan volume tabung. Pada jaringan pipa minyak atau gas yang terlalu panjang, materi No-Ex bisa saja ditempatkan sebagai sekat berjarak setiap 50 meter. Manfaatnya, menurut Rowin, jika terjadi kebakaran pada satu titik, api tak akan bisa melewati sekat-sekat itu. Kebakaran, dengan begitu, bisa dilokalisasi.
Beberapa negara maju di Eropa dan Amerika telah memanfaatkan teknologi itu sejak sepuluh tahunan lalu. Yang jadi rujukan antara lain Kementerian Pertahanan Austria, Kementerian Pertahanan Jerman, Angkatan Darat Spanyol, Angkatan Darat Amerika Serikat, Shell Singapura, Atlantic Oil Brasil, dan Exxon Argentina. Tahun ini, perusahaan minyak terbesar Malaysia, Petronas, juga sudah meneken kontrak. Menurut Dato Ayub Khan, Direktur Eksekutif Tegas Tenggara Asia Sdn. Bhd. Malaysia, nilai kontrak tahap pertama dengan Petronas mencapai 850 juta ringgit.
Di luar keampuhan yang tentu saja masih perlu terus diuji, masalah yang tersisa menyangkut harga. Dalam perhitungan kasar, harga materi No-Ex untuk setiap liter volume tabung mencapai Rp 30 ribu. Artinya, untuk tabung ukuran 30 liter, perlu biaya tambahan sekitar Rp 900 ribu. Bagi rumah tangga berpenghasilan rendah, biaya tambahan ini jelas tidak murah. "Produk ini memang tidak gratis," Rowin mengaku.
Hanya, jika dibandingkan dengan manfaatnya, menurut Rowin, harga No-Ex tidaklah seberapa. Pasalnya, No-Ex bukan barang sekali pakai. Jika tidak sengaja dirusak, umur jaringan No-Ex bisa lebih panjang ketimbang umur tabungnya sendiri. Belajar pada pengalaman negara maju, karena risiko kebakaran dan ledakan sangat kecil, pemakaian No-Ex juga telah menekan premi asuransi kecelakaan yang dibayarkan perusahaan. "Premi asuransi turun hingga 40 persen," ujar Rowin.
Bisakah No-Ex menangkal ledakan bom? "Tidak langsung," kata Rowin. No-Ex tidak bisa mencegah ledakan awal. No-Ex hanya bisa menangkal ledakan susulan. Bom yang meledak di tempat parkir, misalnya, biasanya akan disusul ledakan-ledakan tangki bensin atau tabung gas kendaraan. Jika kendaraan di situ telah memakai No-Ex, kemungkinan terjadinya ledakan susulan bisa berkurang. Karena itu, tingkat kerugian pun bisa ditekan.
Jajang Jamaludin
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini