Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Celurut gajah (Macroscelidea) memiliki moncong yang panjang seperti belalai. Itu sebabnya hewan pengerat itu dianggap agak mirip dengan gajah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip dari African Wildlife Foundation, bukti terbaru menunjukkan bahwa celurut gajah atau elephant shrew lebih dekat hubungannya dengan kelompok mamalia di daratan Afrika seperti gajah, sapi laut, dan babi tanah (aardvark).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bentuk tubuh celurut memiliki kepala runcing panjang dan hidung yang sangat panjang. Celurut gajah tidak seperti tikus yang menggunakan kakinya untuk selalu berlari. Celurut gajah menggunakan kakinya untuk melompat. Itu makanya, hewan itu disebut juga celurut lompat.
Kaki celurut gajah panjang, sehingga posturnya cenderung bungkuk. Panjang tubuh celurut gajah antara 95 millimeter hingga 315 milimeter. Adapun panjang ekor antara 80 milimeter hingga 235 milimeter.
Mengutip Animal Diversity, 19 spesies celurut gajah merupakan hewan endemik di Afrika. Spesies celurut gajah yang terkenal adalah black and rufous elephant shrew.
Celurut gajah itu berwarna hitam di bagian perut hingga ekor. Adapun warna merah kecokelatan di bagian dada dan kepala. Black and rufous elephant shrew berhabitat di Afrika Tengah dan Afrika Timur. Di Afrika Timur, hewan itu hidup di Pegunungan Udzungwa, Tanzania.
Persebaran celurut gajah makin terbatas di hutan yang terfragmentasi atau terpecah-pecah. Kondisi itu membatasi akses untuk mencari pasangan. Itu mengakibatkan populasi terbatas. Black and rufous elephant shrew telah kehilangan hutan secara signifikan.
Populasinya menurun sekitar 20 persen hingga 30 persen dalam sepuluh tahun belakangan. Kebakaran hutan salah satu penyebab berkurangnya populasi celurut gajah spesies itu.
HENDRIK KHOIRUL MUHID