Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Coin Peramping Dompet

25 November 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dompet tebal tidak identik dengan banyak uang. Seperti yang terjadi pada Dita Hapsari, warga Depok, Jawa Barat, 27 tahun. Dia justru kesal dengan dompetnya yang kegendutan. Isinya bermacam kartu pembayaran dan kertas bukti transaksi. Pernah juga Dita menggunakan dompet berbeda untuk uang tunai dan kartu-kartunya, tapi ternyata cara itu tidak efektif. "Malah suka ketinggalan salah satu dompet kalau dipisah," kata pegawai swasta yang berkantor di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, itu.

Pada zaman serba canggih ini, pembayaran bisa diwakilkan dengan kartu. Namun kartu pun sudah merepotkan karena satu orang tak cukup satu kartu. Untuk itu, sebuah perusahaan asal San Francisco, Coin, memberi solusi memangkas tumpukan kartu di dompet. Perangkat elektronik bernama Coin ini—sama dengan nama perusahaan—terbuat dari lempengan plastik, berfungsi menggabungkan delapan fungsi sekaligus, seperti kartu kredit, debit, dan kartu keanggotaan. Dengan tombol di permukaan Coin, pengguna bisa memakai kartu ini sesuai dengan fungsi yang diinginkan.

Menurut CEO Coin, Kanishk Parashar, kartu ini bisa digunakan dengan disambungkan ke telepon pintar menggunakan Bluetooth berdaya rendah serta baterai yang dapat dipakai selama dua tahun di dalam perangkat elektronik ini. Setelah tersambung ke ponsel, kartu pun dapat dipakai dengan digesekkan ke perangkat pembaca kartu kredit standar.

Bluetooth berdaya rendah atau Bluetooth low energy (BLE) merupakan sistem daya yang sama digunakan pada alat kebugaran atau jam tangan pintar masa kini. Selain berguna menyambungkan konek­si ke ponsel, BLE bisa langsung menginformasikan ke pengguna jika Coin tertinggal di suatu tempat.

Parashar mengatakan ide menyatukan fungsi bermacam kartu itu baru timbul belakangan ini karena terciptanya BLE. "Banyak yang tidak mencoba hal seperti ini karena teknologi yang kami gunakan, BLE, baru ada pada 2010," ujar Parashar, seperti yang dikutip di TheVerge.com. Alat mirip Coin, yaitu sistem pembayaran mobile wallet, juga diproduksi perusahaan telepon seluler di Amerika Serikat, seperti AT&T, Verizon, dan t-Mobile.

Ada beberapa kritik terhadap Coin. Alat ini dinilai ketinggalan zaman karena Google dan Apple justru sedang berlomba menciptakan dompet versi digital. Kritik lain adalah ketergantungan Coin pada koneksi telepon pintar. Jika telepon seluler hilang atau dicuri, pencurinya bisa mengetahui data yang ada di Coin.

Coin, yang baru resmi dipasarkan tahun depan, dijual US$ 100 atau sekitar Rp 1,2 juta. Namun Coin sudah punya versi yang mulai dijual pada 2013 ini dengan harga US$ 50 atau sekitar Rp 590 ribu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus