Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Cuaca panas di wilayah Bandung Raya ditandai dengan tren suhu maksimum harian yang menanjak. Menurut data Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), suhu udara maksimum harian pada Oktober ini lebih panas daripada September lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam sepekan terakhir, suhu maksimum di Bandung Raya pada 23 Oktober tercatat sebesar 33,2 derajat Celsius. Kemudian 24 Oktober dicatat 33 derajat, pada 25 Oktober sebesar 32,6 derajat, pada 26 Oktober suhu maksimumnya 33 derajat. Lalu pada 27 dan 28 Oktober memiliki suhu maksimum harian masing-masing 31,4 dan 32,6 derajat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Suhu maksimum tertinggi di Oktober 2024 yaitu 34,5 derajat Celsius pada tanggal 29 Oktober,” kata Teguh Rahayu, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, lewat keterangan tertulis, Rabu 30 Oktober 2024. Adapun suhu minimum atau terdinginnya selama sepekan terakhir ini di Bandung berkisar antara 20,6 dan 22,0 derajat Celsius.
Secara umum, menurutnya, fenomena cuaca panas tersebut terjadi karena dipicu oleh beberapa kondisi dinamika atmosfer. Saat ini, kata Teguh, kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di Jawa hingga Nusa Tenggara didominasi oleh kondisi cuaca yang cerah dan tingkat pertumbuhan awan sangat minim terutama pada siang hari.
Kondisi itu menyebabkan penyinaran matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer. “Sehingga suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik,” ujarnya.
Teguh menambahkan, saat ini sebagian besar wilayah Indonesia terutama di selatan ekuator masih mengalami musim kemarau. Sebagian daerah lainnya akan mulai memasuki periode peralihan musim pada periode Oktober-November ini. “Sehingga kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari,” kata dia.
Pada akhir Oktober ini, posisi semu matahari menunjukkan pergerakan ke arah selatan ekuator. Akibatnya sebagian wilayah Indonesia di selatan ekuator termasuk wilayah Jawa mendapatkan pengaruh dampak penyinaran matahari yang relatif lebih intens dibandingkan wilayah lainnya. “Pemanasan sinar matahari cukup optimal terjadi pada pagi menjelang siang dan pada siang hari,” ujarnya.
Selain fenomena astronomis, ada beberapa faktor lain yang meningkatkan suhu pada Oktober 2024, seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara yang memiliki dampak lebih besar.