Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Dari 4 Titik Api di Jawa Barat, 3 Terpantau di Indramayu

Khusus di Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, terdeteksi hingga tiga titik api.

13 Agustus 2019 | 14.47 WIB

Pekerja melakukan penyekatan api di lahan gambut yang terbakar di Kumpeh Ulu, Muarojambi, Jambi, Jumat 9 Agustus 2019. Penyekatan yang dilakukan salah satu perusahaan tersebut bertujuan mencegah meluasnya sebaran titik api guna mempercepat upaya pemadaman dari darat dan udara yang terus dilakukan tim satgas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) setempat. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
material-symbols:fullscreenPerbesar
Pekerja melakukan penyekatan api di lahan gambut yang terbakar di Kumpeh Ulu, Muarojambi, Jambi, Jumat 9 Agustus 2019. Penyekatan yang dilakukan salah satu perusahaan tersebut bertujuan mencegah meluasnya sebaran titik api guna mempercepat upaya pemadaman dari darat dan udara yang terus dilakukan tim satgas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) setempat. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat empat titik api di wilayah Jawa Barat. Khusus di Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, terdeteksi hingga tiga titik api. Sementara kebakaran hutan Gunung Ciremai di Kabupaten Kuningan tidak terpantau.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

BMKG mencatat sebaran titik api itu pada12-13 Agustus 2019 dari pukul 07.00 hingga 06.00 hari berikutnya. Kepala BMKG Bandung Tony Agus Wijaya mengatakan selain di Indramayu, tiga lokasi tersebar di Sukabumi, Cianjur, dan Garut. "Masing-masing terdapat satu titik api," ujarnya lewat pesan teks Selasa, 13 Agustus 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Data sebaran titik api itu berasal dari pantauan satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan). Tingkat kepercayaannya beragam, yaitu Kecamatan Haurwangi Kabupaten Cianjur (51-60 persen), Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut dan Kecamatan Kalibunder Kabupaten Sukabumi (61-70 persen). Adapun Indramayu (81-100 persen).

Pantauan satelit itu memberikan gambaran lokasi wilayah yang mengalami kebakaran hutan. Satelit akan mendeteksi anomali suhu panas dalam luasan 1 kilometer persegi. Pada suatu lokasi di permukaan bumi akan diobservasi 2-4 kali per hari.

Sementara pada wilayah yang tertutup awan, titik api tidak dapat terdeteksi. Misalnya diduga pada kasus kebakaran hutan Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan. Seorang warga melaporkan tim masih menangani kebakaran di sana.

Deteksi titik api dari satelit terbagi dalam kriteria kepercayaan 51-60, 61-70, 71-80, dan 81-100 persen. Semakin besar tingkat kepercayaannya menunjukkan tingkat kemungkinan adanya kebakaran yang cukup tinggi. Untuk memastikannya masih perlu adanya verifikasi kejadian di lapangan.

ANWAR SISWADI

Erwin Prima

Erwin Prima

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus