Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMBIKAR naik kelas di tangan Syammahfuz Chazali dan empat kawannya: lebih kinclong, halus, dan enteng. Tapi bukan penampilannya yang membikin gerabah ini menyabet gelar juara pertama Lomba Business Plan Pemuda se-Indonesia. Kementerian Pemuda dan Olahraga menjagokan tembikar ini karena bahan bakunya: kotoran sapi.
Biasanya tembikar terbuat dari tanah liat. Karena tanah jenis ini makin sulit diperoleh, kini orang membuat gerabah dari campuran tanah merah, tanah hitam, dan pasir. Nah, Syammahfuz mengganti tanah hitam dan pasir dengan kotoran sapi. ”Untuk setiap 30 kilogram bahan tembikar, tlethong (kotoran sapi) menghemat tanah hitam dan pasir hingga 20 kilogram,” ujar Syammahfuz kepada Bernarda Rurit dari Tempo.
Rahasia racikan itu adalah kandungan material perekat (isolate) pada kotoran sapi yang mencapai 9,6 persen. Isolate ini likat dan punya daya ikat tinggi, sehingga campuran tanah merah dan tlethong menjadi sangat liat dan gampang dibentuk.
Syammahfuz, Fatmawati, Agus Dwinugroho, Wusana Bayu Pamungkas, dan Irawan Nurcahyo—semuanya mahasiswa pertanian Universitas Gadjah Mada—tak khawatir bakal kehabisan bahan baku tlethong. Per tahun, peternakan di Indonesia menghasilkan sekitar 5,9 juta ton kotoran sapi kering.
Tahan Panas, Tak Bau
GERABAH tlethong bisa hadir dalam aneka rupa produk: dari sekadar pelengkap interior hingga genting rumah. Ini karena tembikar itu tidak berbau meski terendam air, dan tahan suhu tinggi. Beginilah cara tlethong diolah jadi gerabah:
- Tlethong dikeringkan selama tiga minggu hingga tidak berbau.
- Dicampur dengan tanah merah dan digiling selama 2-3 hari. Komposisi campuran: 1 bagian tanah merah, 3 bagian kotoran sapi.
- Bahan baku siap dipakai untuk membuat gerabah.
- Proses pembakaran gerabah.
- Pemolesan dan pengecatan gerabah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo