Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Deretan Zat Berbahaya Akibat Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan seperti yang di Los Angeles merupakan bencana ekologis yang tidak hanya merusak ekosistem, juga menghasilkan berbagai zat berbahaya.

28 Januari 2025 | 14.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kebakaran Hughes yang melanda wilayah Danau Castaic, Los Angeles County, Amerika Serikat, 22 Januari 2025. Kondisi kebakaran diperparah oleh angin kencang dan semak kering. Reuters/Ringo Chiu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran hutan di Los Angeles yang masif merupakan bencana ekologis yang tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga menghasilkan berbagai zat berbahaya yang dapat berdampak pada kesehatan manusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain asap yang terlihat, kebakaran hutan melepaskan sejumlah polutan ke udara yang dapat berdampak serius, terutama jika paparan berlangsung dalam jangka panjang. Berikut adalah penjelasan mengenai zat-zat berbahaya yang dihasilkan dari kebakaran hutan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kebakaran hutan biasanya menimbulkan kabut asap. Asap tersebut, dikutip dari laman Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, mengandung sejumlah gas dan partikel kimia yang mengganggu pernapasan seperti seperti sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), formaldehid, akrelein, benzen, nitrogen oksida (NOx) dan ozon permukaan (O3).

Selain itu Particulate Matter (PM) yang sangat halus merupakan partikel yang paling mengkhawatirkan karena dapat terhirup masuk ke saluran pernapasan dan dapat menembus hingga ke paru-paru. Partikel tersebut memicu dampak buruk, terutama pada kondisi khusus seperti pada manula, bayi dan pengidap penyakit paru.

Dikutip dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur, kabut asap kebakaran hutan mengandung partikel-partikel mikroskopis yang dapat dengan mudah masuk ke dalam saluran pernapasan manusia. Ini bisa menyebabkan iritasi tenggorokan, hidung, dan mata. Gejala gangguan pernapasan seperti batuk, pilek, dan sesak napas seringkali muncul.

Dilansir dari BPBD Banda Aceh, partikel tersebut juga bisa mengakibatkan rusaknya lapisan ozon. Apabila lapisan ozon robek bisa mengakibatkan suhu di muka bumi naik dan terjadi pemanasan global, yang berakibat pada cairnya es di kutub.

Kerugian selanjutnya adalah efek rumah kaca yang ditimbulkan. Asap yang timbul menghalangi panas yang memantul dari biosfer. Sehingga panas akan memantul kembali ke permukaan dan tidak bisa keluar karena terpantul oleh asap yang ada. Apabila efek rumah kaca terus terjadi, maka hal ini dapat membuat es di kutub cair, apabila hal ini terjadi, daratan dapat tenggelam.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus