Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Semut Matabele atau semut Afrika ternyata punya rasa setia kawan yang sangat besar. Ilmuwan menemukan bahwa semut itu mampu merawat rekannya yang terluka dengan membersihkan luka bahkan dapat mengelola antibiotik untuk mencegah infeksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Ini adalah sekilas perawatan yang belum pernah terjadi, perilaku semut itu secara signifikan dapat mengurangi kematian dalam kelompok semut. Perawatan ini adalah hal pertama di kerajaan hewan yang benar-benar terfokus pada luka," ujar ahli ekologi perilaku dari Universitas Wurzburg,Jerman, Erik Frank, seperti dilansir laman The Guardian, 13 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Semut biasanya mendapatkan luka dari pertempuran yang dilakukan dengan serangga lain. Kemudian, semut yang bertahan akan dibawa dan diobati oleh semut lainnya.
Semut Matabele yang bernama latin Megaponera memiliki panjang mencapai 2 centimeter (0,8 inci) saat dewasa dan mengkonsumsi rayap sebagai makanannya. Dalam tiga tahun percobaan yang dilakukan di hutan savana lembab di Taman Nasional Comoe, Pantai Gading, ilmuwan menyaksikan lebih dari 200 serangan semut untuk memakan rayap.
Untuk mempelajari sejenis serangga ini lebih dekat, Frank memindahkan enam koloni ke sarang yang ada di laboratorium penelitian taman nasional. Di sana, Frank melihat para semut yang dapat merawat semut terluka.
"Kami belum tahu apakah mereka mengobati luka dengan kotoran atau menggunakan zat antimikroba untuk melawan infeksi. Tapi kami tahu bahwa jika mereka tidak menerima pengobatan, 80 persen meninggal dalam waktu 24 jam dan jika menerima perawatan selama satu jam, semut bertahan," kata Frank.
Semut yang terluka meminta pertolongan dengan mengirimkan sinyal berupa feromon. Ketika tiba, semut yang terluka akan diselipkan di kaki semut penolong sehingga lebih mudah dibawa kembali ke sarangnya. Para ilmuwan percaya bahwa semut memiliki aturan sederhana untuk menyelamatkan rekannya.
"Semut yang terluka parah dan tidak bisa bangun, mereka terus meronta-ronta dan mengabaikan semua yang ada di sekitarnya,"kata Frank. “Akibatnya, yang terluka parah akan dibiarkan mati, artinya semut hanya akan mengobati rekannya yang masih bisa berdiri dan pantas untuk hidup." Penelitian tersebut diterbitkan dalam jurnal biologi Proceeding of the Royal Sociey B.
Simak artikel menarik lainnya tentang semut Afrika hanya di kanal Tekno Tempo.co.
THE GUARDIAN | PROCEEDING OF THE ROYAL SOCIETY B