Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Dosen UI Ciptakan Alat Deteksi Gempa, Pengganti Panca Indera

Ahli geofisika UI membuat perangkat yang dinamai Earthquake Warning Alert System (EWAS) untuk mendeteksi kehadiran gempa bumi

29 Agustus 2019 | 12.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Perangkat pendeteksi kedatangan gempa Earthquake Warning Alert System (EWAS) buatan ahli geofisika dari Universitas Indonesia. (HO Humas Universitas Indonesia)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli geofisika dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Dr. Supriyanto membuat perangkat yang dinamai Earthquake Warning Alert System (EWAS) untuk mendeteksi kehadiran gempa bumi

"Alat ini dirancang khusus sebagai pengganti panca indera manusia, yang mampu mendeteksi kehadiran bencana gempa bumi," kata Supriyanto di kampus Universitas Indonesia di Depok, Kamis, 29 Agustus 2019.

EWAS memungkinkan kita mengetahui kehadiran gempa bumi secara seketika dan menyampaikan informasi mengenai datangnya gempa dalam waktu kurang dari lima detik kepada warga.

EWAS memanfaatkan sensor getaran, sirene/alarm, dan modul komunikasi gelombang radio untuk mendeteksi getaran dalam kawasan yang luas seperti yang biasa digunakan pada alat komunikasi handy talky.

"Setiap kali terjadi gempa, suara alarm EWAS (bisa) terdengar hingga sudut-sudut desa, sehingga berhasil menyadarkan warga desa untuk secepatnya bereaksi menyelamatkan diri dengan keluar dari bangunan tempat tinggalnya," kata Supriyanto.

Kecepatan deteksi dan penyampaian informasi mengenai gempa memungkinkan warga segera mengamankan diri dan pemangku kepentingan terkait mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi dampaknya.

EWAS, yang membutuhkan daya listrik 20 watt, kini telah dipatenkan serta diproduksi dan dipasang di beberapa daerah di Indonesia.

EWAS telah dipasang di wilayah yang pernah kena dampak gempa di Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat dan  Desa Muara-Binuangeun, Kecamatan Wanasalam, Lebak, Banten.

Cara memasang EWAS tergolong mudah sehingga warga bisa melakukannya sendiri berdasarkan petunjuk pemasangan yang disediakan.

Alat sejenis EWAS yang ada di pasaran harganya relatif mahal karena didatangkan dari luar negeri dan biaya operasional dan perawatannya tinggi.

Peneliti Universitas Indonesia membuat EWAS untuk menyediakan perangkat deteksi gempa yang harga serta biaya operasional dan perawatannya lebih rendah.

Guna menyediakan EWAS bagi masyarakat luas, Supriyanto tengah mendirikan sebuah perusahaan rintisan di bidang teknologi Geosinyal yang dikelola oleh dua dosen dan tiga mahasiswa Universitas Indonesia dengan latar belakang ilmu kebumian dan instrumentasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berita lain terkait alat deteksi gempa, bisa Anda simak di Tempo.co.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus