Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim Nagapasa dari Universitas Indonesia (UI) kembali meraih juara 3 dalam kompetisi International Maritime Student Design 2025. Kompetisi mahasiswa untuk mendesain kapal penumpang yang aman, terjangkau, dan ramah lingkungan ini diselenggarakan oleh Worldwide Ferry Safety Association (WFSA) dan didukung International Maritime Organization (IMO).
Tim Nagapasa UI yang terdiri dari sepuluh mahasiswa Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, ini menjawab tantangan kompetisi dengan mendesain kapal inovatif yang diberi nama MV Ignia untuk meningkatkan mobilitas masyarakat di Lagos, Nigeria. MV Ignia adalah sebuah kapal feri listrik berkelanjutan berkapasitas 200 penumpang untuk melayani rute perairan yang relatif dangkal antara Ikorodu dan CMS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"MV Ignia dirancang dengan teknik modern dengan teknologi bebas emisi," kata Muhammad Arif Budiyanto, dosen Teknik Perkapalan di FTUI yang menjadi pembimbing Tim Nagapasa, melalui keterangan tertulis, Senin 24 Maret 2025. Dia menambahkan, "Kapal ini mendukung target zero emission Nigeria dengan mengurangi emisi operasional hingga 1.033 ton CO dibandingkan kapal konvensional."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Muhammad Akbar Ramsha Oetama, mahasiswa perwakilan Tim Nagapasa, menerangkan bahwa desain MV Ignia menggunakan model lambung katamaran sehingga kapal diharapkan jadi lebih efisien, cepat, dan hemat energi. Adapun jenis material yang dipilih untuk membangun kapal fer listrik itu adalah aluminium marine-grade yang ringan dan tahan korosi.
MV Ignia, kata Akbar, juga menawarkan fitur unggulan seperti rak bagasi, akses ramah disabilitas, serta sistem keluar-masuk yang mudah. "MV Ignia tak hanya alat transportasi aman, nyaman, dan terjangkau, tapi sekaligus mengatasi tantangan pembajakan dan kelebihan kapasitas di wilayah tersebut,” ujarnya.
Akbar juga menjelaskan kalau desain MV Ignia dibuat selaras dengan target zero emission Nigeria dan diharapkan dapat menjadi model transportasi berkelanjutan bagi negara-negara lain yang menghadapi tantangan serupa. "Kami ingin menciptakan solusi transportasi yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memberikan kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat," ucap Akbar.
Selain Akbar, Tim Nagapasa UI diisi oleh Rawhul Ihsan Setyoko, Vincent Collin, Daffa Sulaiman Kamil, Ken Nafilahshafa Sahatisae, Ghaisani Khoirunnisa, Dzakiah Mardhiah, Felicia Rachel Taruli Siregar, Nadia Fariha, dan Adam Faris Athallah. Tim yang sama pada tahun lalu juga meraih juara 3 untuk rancangan MV Omnia.
Dekan Fakultas Teknik UI Kemas Ridwan Kurniawan menyatakan keyakinannya bahwa kreativitas dan inovasi mahasiswa FTUI mampu memberikan solusi nyata bagi tantangan global. Desain feri listrik berkelanjutan MV Ignia, kata dia, menjadi bukti bahwa teknologi hijau adalah masa depan transportasi. "Tidak hanya di Nigeria, tetapi juga di Indonesia," katanya.
Nigeria dijadikan obyek tantangan dalam kompetisi 2024-2025 karena negara ini mengalami perkembangan layanan kapal feri yang dramatis sejak 2007 lalu. Sayangnya, operasional feri di luar Lagos memiliki catatan keselamatan yang buruk.
Seperti dikutip dari lama Marinelink, selama dua tahun belakangan terdata enam kali kecelakaan feri yang menewaskan lebih dari 100 orang atau hilang. Kondisi itu dianggap serius dan pemerintahan setempat menyatakan mengawasi lebih ketat standar keselamatan layanan yang ada.
Foto 
