Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto Beberkan Potensi Kerawanan bagi Indonesia

Andi Widjajanto memaparkan berbagai potensi kerawanan yang ditandai dengan hal yang disebut konflik konektivitas.

3 Juni 2022 | 18.53 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto saat memberikan kuliah kebangsaan di Universitas Indonesia, 1 Juni 2022. FOTO/Dok UI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Andi Widjajanto mengatakan bahwa salah satu elemen penting dalam upaya merawat nasionalisme Indonesia adalah terus menghidupkan ideologi Pancasila. Penguatan ideologi Pancasila, kata Andi, untuk menghadapi berbagai ancaman dan tantangan kontemporer bagi Indonesia di era geopolitik generasi kelima.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Penguatan nilai-nilai Pancasila akan mengkonsolidasikan sistem politik Indonesia,” ujar Andi Widjajanto dalam rilis resmi Universitas Indonesia yang diterima Tempo pada Jumat, 3 Juni 2022. Andi yang dikenal sebagai ahli pertahanan itu memaparkan berbagai potensi kerawanan dan ancaman yang dihadapi oleh Indonesia di era kontemporer, yang ditandai dengan hal yang disebutnya sebagai “konflik konektivitas”.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam konteks konflik ini, Andi mengungkapkan Indonesia menghadapi berbagai kerawanan dan ancaman dari dalam maupun luar negeri, mulai dari konflik Zona Abu-Abu (Gray Zone), instabilitas domestik yang dipicu oleh separatisme, konflik horizontal maupun vertikal, serta KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), ancaman siber, ancaman kerawanan lingkungan, ancaman kesehatan lingkungan, ancaman terhadap keamanan manusia, hingga tarikan berbagai ideologi global.

Guna menghadapi semua itu, penguatan pemahaman dan praktik nilai-nilai Pancasila menjadi kunci yang penting. Ia berperan menangkal kerawanan nasional, dari segi pengelola krisis diperlukan tata kelola manajemen risiko, manajemen krisis, serta pemulihan cepat yang berkelanjutan.

Dari segi institusi, diperlukan regulasi, operasional, alokasi sumber daya dan adopsi teknologi. Menurut Andi, “Pancasila adalah ideologi yang mengakomodasi berbagai nilai yang ada di kehidupan manusia. Pancasila mengandung mulai dari nilai demokrasi, keagamaan, kebudayaan, keadilan, kedaulatan, sampai dengan solidaritas.”

Andi menyampaikan pandanganya tersebut di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) pada Kuliah Kebangsaan, yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni.

Dekan FISIP UI Semiarto Aji Purwanto mengatakan bahwa kuliah kebangsaan yang akan diselenggarakan secara berkelanjutan pada peringatan hari besar nasional lainnya ini, diyakini dapat meningkatkan semangat kebangsaan sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Adapun Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI, Abdul Haris, mengatakan bahwa UI memiliki tugas untuk selalu menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kampus. 

Melalui rangkaian Kuliah Kebangsaan FISIP UI, kata dia, diharapkan para mahasiswa UI akan mendapatkan gambaran mengenai berbagai tantangan kontemporer yang dihadapi oleh bangsa dan negara Indonesia; mendiskusikan relevansi ideologi bagi upaya membangun ketahanan nasional; serta membangun pemahaman yang lebih kokoh mengenai Pancasila sebagai ideologi bangsa.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus