Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Lemhanas Kaji Lima Isu Penting Nasional Selama 2022

Lemhanas menyebut ada kecenderungan regresi demokrasi di Indonesia. Soal IKN juga disebut akan banyak tantangan untuk pemindahan ibu kota.

21 Desember 2022 | 17.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Andi Widjajanto usai dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) di Istana Negara, Jakarta, Senin, 21 Februari 2022. Sumber: Biro Setpres

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Pertahanan Nasional atau Lemhanas melakukan pemaparan catatan akhir tahun pada Rabu, 21 Desember 2022. Dalam pemaparan tersebut, Lemhannas menyebut ada lima isu penting yang dikaji sepanjang tahun ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gubernur Lemhannas RI, Andi Widjajanto, kelima isu tersebut merupakan isu yang menjadi fokus pemerintah sepanjang tahun ini. Dari lima fokus tersebut, kata dia, total ada 42 kajian yang dihasilkan oleh Lemhannas RI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tercatat 42 kajian atau rekomendasi kebijakan dari lima topik yang diminta Presiden Joko Widodo," kata dia dalam konferensi pers.

Andi menjelaskan isu pertama yang menjadi fokus perhatian adalah demokrasi. Ia menjelaskan kajian Lemhanas menyebut ada kecenderungan regresi demokrasi di Indonesia. "Jika melihat indeks-indeks berbagai lembaga kajian, regresi memang cenderung terjadi," kata dia.

Isu selanjutnya yang menjadi fokus kajian Lemhanas adalah transformasi digital. Andi menyebut Indonesia menghadapi ketimpangan pembangunan infrastruktur digital. Sehingga, kata dia, banyak pulau-pulau terpencil belum merasakan infrastruktur pembangunan teknologi.

"Sehingga pemerataan teknologi inilah yang harus diperhatikan. Setelah itu juga jangan lupa pentingnya pendidikan literasi digital bagi masyarakat," ujar Andi.

Untuk isu ketiga dan keempat yang menjadi fokus utama pemerintah berkaitan dengan isu lingkungan. Andi menjelaskan kedua isu tersebut adalah ekonomi hijau dan ekonomi biru.

Soal ekonomi hijau, Andi mengatakan ada potensi besar bagi perkembangan ekonomi hijau di Indonesia. Terutama, kata dia, pandemi Covid-19 dan disrupsi energi akibat pecah perang Rusia dengan Ukraina.

"Dengan adanya kenaikan harga komoditas energi akibat dua peristiwa besar tersebut, kemudian negara-negara di dunia mulai memikirkan jalan alternatif melalui energi hijau," kata dia.

Sementara untuk ekonomi biru, Andi mengatakan Lemhanas memberi perhatian lebih kepada indeks kesehatan laut. Ia menyebut masih banyak yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki indeks kesehatan laut Indonesia. "Indonesia memiliki skala menengah antara poin dua menuju tiga dari lima poin," ujar Andi.

Terakhir, isu yang dikaji oleh Lemhanas pada tahun ini adalah isu soal pemindahan ibu kota negara. Andi menyebut akan banyak tantangan yang akan dihadapi RI dari pemindahan ibu kota tersebut.

"IKN akan menjadi pusat dari kekuatan di Indonesia yang akan memberikan kerawanan-kerawanan strategis baru. Maka harus segera dimitigasi dengan melakukan gelar-gelar militer baru," ujar dia.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus