Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Merapi yang mencakup dua provinsi, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, merupakan salah satu gunung paling aktif di Indonesia. Pagi ini, Jum'at, 11 Mei 2018, Merapi mengeluarkan letusan freatik. Letusan tersebut hanya sebagian kecil dari letusan gunung berapi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo.co berusaha merangkum sejarah letusan yang terjadi pada Gunung Merapi. Menurut laman Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, Badan Geologi, letusan terjadi pada dua periode. Masa sebelum periode Merapi baru, yang didasarkan pada penentuan waktu relatif dan periode baru abad ke-19, 20 hingga sekarang, berikut laporannya:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Periode 3000-250 tahun yang lalu
Tercatat kurang lebih 33 kali letusan, 7 diantaranya merupakan letusan besar. Dari data yang tercatat, letusan besar terjadi sekali dalam 150-500 tahun.
2. Periode Merapi baru abad ke-19
Abad ke-19 merupakan periode Merapi baru, terjadi letusan yaitu pada tahun 1768,1822,1849 dan 1872. Erupi pada abad ini lebih besar dibandingkan abad ke-20, di mana awan panas mencapai 20 kilometer dari puncak. Kemungkinan letusan besar terjadi dalam 100 tahan sekali. Sejak tahun 1768-1872, tercatat lebih dari 80 kali letusan.
3. Periode abad ke-20
Aktivitas merapi pada abad ke-20 terjadi minimal 28 kali letusan, di mana letusan terbesar terjadi pada 1931. Tahun 1930-1931, arah letusan dominan ke arah barat daya. Letusan pada tahun tersebut cukup besar dan memunculkan kepulan asap dan debu yang menyembur dari puncak Merapi, ditambah dengan awan panas atau yang biasa disebut wedhus gembel.
Kejadian tersebut diperkirakan menimbulkan ribuan korban jiwa dan menghancurkan 13 desa dan 23 desa lainnya rusak parah. Pada 1933-1935 dan 1961 terjadi erupsi eksplosif yang menimbulkan banjir lahar.
Setelah itu, tahun 1994 meletus dengan meruntuhkan kubah lava dengan volume 2,6 juta meter kubik. Peristiwa itu memunculkan awan panas sejauh 6,5 kilometer ke arah barat laut dan selatan, serta mengakibatkan sebanyak 64 orang tewas dan puluhan luka-luka. Tahun 1998 juga meletus, tapi tidak memunculkan korban jiwa, karena awan panas mengarah ke atas.
4. Tahun 2006
Letusan pada 2006 telah merusak kawasan Kaliadem yang menewaskan dua orang relawan karena diterjang awan panas. Munculnya letusan ditandai dengan gempa dan deformasi. Setelah itu terjadi hujan abu vulkanik yang terjadi 3 hari di daerah Kota dan Kabupaten Magelang serta Kabupaten Sleman dan Jawa Tengah.
5. Tahun 2010
Pada September 2010, Merapi dinaikkan stastusnya menjadi waspada, lalu Oktober 2010 ditetapkan awas dengan kondisi akan segera meletus. Lalu terjadi letusan pertama yang bersifat eksplosif yang disertai dengan awan panas dan dentuman.
Letusan tersebut menjadi letusan terbesar selama 100 tahun terakhir. Letusan mengakibatkan korban 337 orang meninggal dunia, puluhan desa rusak dan ratusan ribu orang pengungsi.
Simak kabar terbaru tentang Gunung Merapi hanya di kanal Tekno Tempo.co.