Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hiburan

Alasan Gunung Merapi Belum Dibuka untuk Pendakian, Sepekan 3 Kali Awan Panas

Meski masih aktif meluncurkan awan panas dan lava pijar, cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari.

14 September 2024 | 19.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gunung Merapi hingga saat ini masih tertutup untuk aktivitas pendakian. Alasannya, sampai September 2024 ini, status gunung yang dikelilingi Kabupaten Sleman Yogyakarta, Kabupaten Klaten, Boyolali, dan Magelang Jawa Tengah itu belum turun statusnya dari level III atau Siaga sejak erupsi 5 November 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat, dalam sepekan terakhir, 6-12 September 2024, Merapi masih mengeluarkan awan panas guguran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pada minggu ini masih terjadi 3 kali awan panas guguran ke arah barat daya (hulu Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santoso, Jumat petang 13 September 2024.

Guguran Lava Pijar

Selain guguran awan panas, Merapi dalam periode sepekan ini juga meluncurkan guguran lava pijar sebanyak 167 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.800 meter.

"Suara guguran Merapi terdengar 7 kali sepekan ini," ujar Agus.

Meski masih aktif meluncurkan awan panas dan lava pijar, cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari. Sedangkan siang hingga sore hari berkabut. 

BPPTKG Yogyakarta membeberkan, berdasarkan analisis foto udara 21 Agustus 2024, volume kubah barat daya Gunung Merapi terukur sebesar 2,7 juta meter kubik dan kubah tengah sebesar 2,3 juta meter kubik.

Kegempaan Gunung Merapi

Dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi mencatat 4 kali gempa Awan Panas Guguran (APG), 7 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 35 kali gempa Fase Banyak (MP), 2 kali gempa Frekuensi Rendah (LF), 1.062 kali gempa Guguran (RF), dan 9 kali gempa
Tektonik (TI).

"Intensitas kegempaan pada minggu ini sedikit lebih tinggi dibandingkan
minggu lalu," kata dia.

Agus menuturkan, pada minggu ini juga telah terpantau hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 45 mm/jam selama 190 menit yang teramati dari Pos Kaliurang. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahardi sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi sejauh ini.

"Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran
terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus