Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 50 persen periset di Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), adalah perempuan. Proporsi ini menjadi modal utama dalam mendukung capaian riset dan membuktikan bahwa perempuan peneliti memberi kontribusi yang sama terhadap ketahanan pangan nasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Puji Lestari, Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN, mengungkap itu dalam agenda daring Talk to Scientist memperingati Hari Kartini, Kamis 21 April 2022. Selain Puji, BRIN menghadirkan Kepala Organisasi Riset Kesehatan N.L.P. Indi Dharmayanti dalam perbincangan yang mengangkat tema 'Perempuan Berkarya, Riset dan Inovasi Berdaya' tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keduanya berada di antara 12 kepala organisasi riset yang dimiliki BRIN saat ini. "Saya berharap perempuan periset profesional dan meniru sikap tidak mudah menyerah seperti yang diusung Kartini," kata Puji.
Dia mengungkapkan tingginya tingkat kegagalan penelitian terutama di bidang molekuler dan genomik. "Di sini jangan pernah menyerah, bisa dicoba lagi," katanya.
Puji juga membagikan resepnya agar tetap sehat menjaga fisik dan mental, yakni berpikir positif yang akan membawa aura positif juga ke lingkungan. Dia juga berpendapat penting menjaga keseimbangan kualitas dan komunikasi yang baik antara karir, kantor, suami, dan anak dalam kehidupan sehari-hari.
Indi Dharmayanti menyampaikan bahwa penelitian merupakan salah satu dunia kerja yang dipilih oleh para perempuan dalam aktualisasi diri. Dengan tidak melepaskan kodratnya sebagai seorang perempuan, menurut Indi, perempuan periset harus mampu menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya.
Begitu juga dengan di lingkungan pekerjaan, Indi mengatakan, "Pimpinan menjadi role model, contoh dan tauladan dalam pengembangan kreativitas.”
Dalam catatannya, kesenjangan gender nyata dalam dunia sains di mana 70 persen isinya adalah laki-laki. Di BRIN, kata Indi, terdapat 56 persen laki-laki dan 44 perempuan dari total 4.102 peneliti.
Tangkapan layar Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN NLP Indi Dharmayanti (panel bawah) dan Kepala OR Pertanian dan Pangan BRIN Puji Lestari (kiri atas) dalam diskusi Talk to Scientist edisi Hari Kartini, Jakarta, Kamis 21 April 2022. (FOTO ANTARA/Prisca Triferna)
"Saya harapkan bahwa dengan kekuatan yang kita miliki, perempuan sebagai periset di BRIN mendorong lingkungan riset yang mampu menciptakan penemuan dan inovasi dan berkontribusi tentunya terhadap kemajuan bangsa dan negara serta bermanfaat bagi masyarakat," katanya.
Pelaksana tugas Sekretaris Utama, Nur Tri Aries Suestiningtyas, menuturkan, peringatan Hari Kartini tidak hanya sebagai pengingat perjuangan R.A Kartini. Tapi, turut memberikan alarm dalam memberi kesempatan kepada para perempuan untuk berkontribusi seluas-luasnya.
Menurut dia, intelektualitas menjadi cambuk bagi perempuan masa kini untuk berkembang, dimana ilmu pengetahuan, riset, dan inovasi termasuk didalamnya. "BRIN memberi kesempatan yang inklusif bagi seluruh sivitas untuk berkarya, kesempatan yang sama besarnya bagi para perempuan yang berkiprah di bidang riset dan ilmu pengetahuan," katanya.
ANTARA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.