Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti di Indonesia ikut mengembangkan antivirus untuk menangkal virus corona penyebab Covid-19. Di antara peneliti itu adalah Fenny M. Dwivany. Dia adalah 1 dari10 orang yang bergabung dengan Indonesia Young Scientists Forum (IYSF) atau Forum Peneliti Muda Indonesia untuk Covid-19.
Forum tersebut merupakan kumpulan peneliti yang memberikan rekomendasi sehubungan dengan penanganan Covid-19 kepada pemerintah. Mereka berasal dari berbagai bidang yang bekerja sama dengan berbagai institusi.
Fenny mengatakan fokus penelitiannya ialah bidang biologi molekuler dengan pisang sebagai model. Menurut dia, Indonesia merupakan pusat keragaman genetik dan penyebaran pisang di dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fenny bersama tim The Banana Group Institut Teknologi Bandung telah mengembangkan Banana Smart Village sebagai model desa mandiri yang mengadopsi teknologi hulu ke hilir untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomis dan berkesinambungan.
Kini, dia meneliti kandungan senyawa ledtin pada pisang untuk diekstrak sebagai penghambat berkembangnya virus.
"Sudah ada informasi dari negara lain, pisang bisa menghambat virus MERS, jadi kita berharap untuk Covid-19 bisa diuji juga. Senyawa akan dicoba pada in vitro sebagai senyawa antiviral," ucap Fenny dalam diskusi Perempuan Peneliti Indonesia Berkontribusi dalam Riset Terkait Pandemi Covid-19, Jumat, 29 Mei 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fenny yang juga Ketua Kelompok Keilmuwan Genetika dan Bioteknologi Molekuler ITB ini akan menjadikan Banana Smart Village sebagai model untuk studi kesehatan, pangan, maupun ekonomi yang terkait dengan pandemi. Bersama tim, dia menggali potensi keragaman genetik pisang sebagai sumber senyawa antivirus yang akan digunakan sebagai rekomendasi kepada pemerintah.
Peneliti lain, Asmi Citra Malina, mengembangkan potensi sumber daya kelautan. Ia yakin, bahan alam laut seperti alga atau rumput laut dapat dikembangkan sebagai suplemen maupun obat antivirus serta comorbid atau penyakit penyerta Covid-19.
"Selain itu, kami mengembangkan potensi sumber daya laut seperti teripang dan bintang laut untuk keperluan pengembangan suplemen tersebut," ucap peneliti dan dosen di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin Makassar.
Walaupun fokus ke sumber daya alam laut, penelitian penggunaan beberapa senyawa herbal khas Indonesia sebagai agen terapi Covid-19 juga telah berhasil dilakukan, dinamakan Anti-Covid-19.
Fenny M. Dwivany dan Asmi Citra Malina merupakan dua dari para perempuan peneliti peraih penghargaan L'Oreal - Unesco For Women in Science Awardee Indonesia.