Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Ilmuwan Temukan Bukti Perkawinan Silang Manusia Purba

Temuan menunjukkan bahwa populasi manusia purba yang sebelumnya tidak dikenal adalah hasil kawing silang leluhur Neanderthal-Denisovan.

24 Februari 2020 | 10.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Fosil tengkoran manusia purba Nenderthal (Kiri) dan telinga yang terkena Swimmer's Ear (kiri). (Dok. Erik Trinkus/Washington Univerisity)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah metode baru untuk menganalisis DNA kuno telah memungkinkan para ilmuwan mengetahui perkawinan silang yang paling awal di antara populasi manusia purba, yang dimulai 700.000 tahun yang lalu.

Penulis studi yang juga profesor antropologi di Utah State University, Amerika Serikat, Alan Rogers, menerangkan, dirinya belum pernah tahu tentang episode perkawinan campur dan tidak pernah bisa memperkirakan ukuran populasi super-kuno. "Kami hanya menjelaskan tentang sejarah evolusi manusia yang sebelumnya benar-benar gelap," ujarnya, seperti dikutip ZMeScience, baru-baru ini.

Pada 2017, Rogers menerbitkan sebuah studi yang menemukan Neanderthal dan Denisova berpisah lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini menyebabkan perdebatan di antara para ilmuwan yang datang dengan hasil berbeda.

Temuan penelitian baru ini kemungkinan memecahkan teka-teki, dan menunjukkan bahwa populasi manusia purba yang sebelumnya tidak dikenal--super-archaics--merupakan hasil dari kawin silang leluhur Neanderthal-Denisovan di Eurasia sekitar 700.000 tahun yang lalu.

Rogers dan rekannya menganalisis genom orang Afrika modern dan Eropa, khususnya mencari mutasi bersama antara kedua populasi. Pola mutasi menunjukkan bahwa spesies kita mewarisi gen dari setidaknya lima episode perkawinan yang berbeda, salah satunya yang sebelumnya tidak diketahui.

Manusia modern dan Neanderthal dipisahkan selama sekitar 750.000 tahun sebelum mereka kawin. Studi baru menunjukkan bahwa garis keturunan super-archaics dan Neanderthal-Denisovan dipisahkan selama lebih dari satu juta tahun, menjadikan mereka pasangan populasi manusia purba yang paling jauh dalam perkawinan.

Dengan menggunakan petunjuk lain yang terukir dalam genom modern, peneliti memperkirakan bahwa kelompok super-archaics dipisahkan menjadi spesiesnya sendiri sekitar dua juta tahun, yang sesuai dengan bukti fosil di Eurasia, bertanggal 1,85 juta tahun yang lalu.

"Temuan ini tentang waktu di mana perkawinan silang terjadi dalam garis keturunan manusia dan mengatakan sesuatu tentang berapa lama waktu yang diperlukan untuk isolasi reproduksi berkembang," kata Rogers.

Hasil ini juga menunjukkan, setidaknya ada tiga gelombang migrasi manusia ke Eurasia, pertama dimulai dua juta tahun yang lalu ketika super-archaics mulai berkembang keluar dari Afrika. Kemudian, sekitar 700.000 tahun lalu, leluhur Neanderthal-Denisovan bermigrasi ke Eurasia di mana mereka bertemu dengan super-archaics dan, kawin silang dengan mereka.

Akhirnya, manusia modern menyeberang ke Eurasia sekitar 50.000 tahun lalu di mana mereka kawin dengan Neanderthal, Denisova, dan sangat mungkin spesies manusia purba lainnya. "Saya telah bekerja selama beberapa tahun terakhir tentang cara berbeda menganalisis data genetik untuk mencari tahu tentang sejarah," tutur Rogers.

Penelitian Rogers diterbitkan dalam jurnal Science Advanced dan menjelaskan bahwa "sungguh memuaskan bahwa Anda menemukan cara berbeda dalam memandang data dan akhirnya Anda menemukan hal-hal yang belum dapat dilihat orang dengan metode lain."

Sekitar 1,6 juta tahun lalu, hominin berotak besar pertama muncul di lanskap evolusi. Dikenal sebagai Homo ergaster, hominin ini memiliki kerangka yang lebih modern dan menggunakan metode pengumpulan makanan canggih. Menurut bukti fosil, itu adalah hominin pertama yang berhasil keluar dari Afrika, jasadnya ditemukan di Republik Georgia, serta di beberapa tempat di Eropa selatan.

Homo ergaster memunculkan Homo erectus, yang dengan cepat mendominasi. Sekitar 700.000 tahun lalu, Homo erectus dapat ditemukan di lembah-lembah sungai di Indonesia hingga sabana terbuka di Afrika. Akal Homo erectus telah menguasai api, teknologi alat batu, dan berburu dimasukkan ke dalam kehidupan sehari-hari.

Jika Homo erectus bukan musafir yang sekarang punah dan kawin dengan nenek moyang Neanderthal-Denisovan, maka perbedaan itu mungkin milik Homo antecessor, penunjukan spesies kontroversial berdasarkan fosil 1,2 juta hingga 1,1 juta tahun yang ditemukan di Spanyol. Atau, ini mungkin populasi yang belum teridentifikasi.

Sungguh luar biasa ketika menyadari semua wawasan ini didasarkan pada informasi yang disimpan dalam genom manusia. Temuan menunjukkan bahwa garis keturunan jauh dari murni.

Sebaliknya, manusia sekarang adalah produk dari pertemuan yang tak terhitung jumlahnya dengan spesies lain, serta lingkungan. Dan ketika kemampuan para ilmuwan untuk menafsirkan genom meningkat, kita terikat untuk belajar lebih banyak tentang kekuatan apa yang membentuk manusia.

ZMESCIENCE | SCIENCE ADVANCES

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Erwin Prima

Erwin Prima

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus