Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Tim peneliti Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) menelusuri hasil temuan sisa kerangka manusia purba dan artefak lain di Gua Aul, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Keragaman peninggalan budaya masa lalu itu awalnya ditemukan oleh masyarakat saat meratakan lantai gua untuk dijadikan obyek wisata pada 2023. “Kajian Gua Aul sekarang untuk penetapan statusnya sebagai cagar budaya,” kata peneliti dari Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN, Lutfi Yondri, Kamis, 30 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kajian soal Gua Aul dilakukan bersama pemerintah Kabupaten Ciamis sekitar November 2023. Untuk mengetahui kelanjutan kandungan budaya masa lalu akan dilakukan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jawa Barat pada September 2024. Ragam peninggalan masa lampau yang telah ditemukan, menurut Lutfi, berupa fragmen atau pecahan beliung persegi dan tembikar, alat serpih, perkutor, alat tulang, dan berbagai fragmen tulang dan gigi binatang, serta moluska darat dan laut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gua Aul berada di area perbukitan kars Pasir Aul seluas 11 hektare di Dusun Mekarsari Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis. Menurut Lutfi, ruang pertama gua yang paling besar sepanjang hampir 30 meter, lebar 28 meter, tinggi sekitar 10 meter. Ruang kedua berupa lorong yang tembus ke sisi sebelah barat laut, dan ruang ke tiga terdapat di sisi sebelah timur ruang pertama. “Di bagian langit-lagit terdapat stalagtit-stalagtit yang masih utuh, sementara lantai ruang guanya tertutup oleh sedimentasi,” ujarnya.
Selain arkeolog, tim dari Pusat Survei Geologi (PSG) juga turun meneliti gua ini. Tim ini awalnya melakukan pemetaan geologi dan geomorfologi di daerah sekitar Gua Aul. Pada saat itulah mereka mendapat laporan dari masyarakat soal temuan artefak. Mereka juga mendapatkan fosil manusia prasejarah dan hewan purba. “Berdasarkan temuan itu berarti sekitar 3.000-4.000 tahun lalu gua ini sudah dihuni oleh manusia prasejarah,” kata ahli geologi Sinung Baskoro di akun YouTube PSG.
Fragmen tulang tengkorak, dan tulang rahang bawah manusia pra sejarah di Gua Aul (Dok. Lutfi Yondri)
Menurut ahli paleontologi PSG Iwan Kurniawan, temuan fosil yang ditemukan tidak dalam kondisi lengkap atau disebut sub fosil. Misalnya, rahang dari sejenis musang, tikus, kelelawar, burung, sejenis biawak, monyet, babi, tulang kaki sapi atau banteng. Sebagian besar tulang yang hilang itu kemungkinan karena dimakan landak. Tim menemukan fosil landak di sana. “Landak ini jenis hewan pengerat, apa pun dimakan kecuali bagian gigi,” ujarnya.
Iwan menambahkan, dari sejumlah fosil yang ditemukan itu ada yang menarik, yaitu soal adanya gigi badak jenis Sondaicus atau bercula satu. Di wilayah barat Jawa, badak Sondaicus bisa dikatakan sebagai fosil yang masih hidup. “Sekarang (masiih) ada di Ujung Kulon,” tambahnya.
Pilihan Editor: TikTok Gelar Ad Awards 2024, Simak Cerita Para Pemenangnya