Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Kebutuhan implan tulang di Indonesia tinggi, tapi sebagian besar produk yang beredar adalah hasil impor.
Dosen ITS Surabaya memodifikasi struktur mikro logam untuk membuat material implan tulang yang kokoh.
Kekuatan implan tulang lokal ini sudah setara dengan produk impor dari Eropa.
SEBAGIAN besar implan tulang yang beredar di Indonesia adalah produk impor. Kualitas produk implan yang diproduksi di dalam negeri masih tertinggal dibanding material impor yang dibuat di Eropa dan Amerika. “Impor implan tulang di Indonesia mencapai 95 persen,” kata dosen Departemen Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Fahmi Mubarok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kebanyakan produk implan lokal, menurut Fahmi, sudah menggunakan standar industri. Dia dan timnya lalu mengembangkan material implan mengacu pada American Standard Testing and Material (ASTM), yang menjadi patokan produksi untuk memenuhi kebutuhan implan lokal. “Komposisi kimia, isi, dan kekuatannya sesuai dengan standar medis ASTM,” ujar Fahmi pada Sabtu, 29 Februari lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penelitian yang dilakukan tim di Laboratorium Metalurgi ITS itu mengkaji implan bermaterial logam yang dapat digunakan dalam dunia medis. Menurut Fahmi, kebutuhan implan tulang di Indonesia meningkat karena banyaknya kecelakaan lalu lintas dan korbannya mengalami patah tulang. Adapun tulang buatan yang dikembangkan dalam riset ini adalah tipe implan sementara.
Penelitian yang juga melibatkan para mahasiswa itu menggunakan metode thermal-cycling. Metode ini berfokus pada pengaruh variasi suhu yang bisa meningkatkan kualitas material implan. Dengan proses ini, struktur mikro material bisa dimodifikasi sehingga kekuatan implan makin tangguh.
Fahmi dan timnya bekerja sama dengan PT Pelopor Teknologi Implantindo, Mojokerto, Jawa Timur, untuk memproduksi implan berbahan stainless steel. Proses pembuatan implan tulang dilakukan sejak 2018 di fasilitas pengecoran material perusahaan. Sebelum dipakai, implan tersebut melewati tiga tahap pengujian, tes praklinis, dan tes klinis. Jika semuanya lolos, tim akan meminta izin Kementerian Kesehatan untuk mengedarkannya.
Tulang logam tersebut membantu pasien yang selama ini menggunakan implan impor dengan harga mahal. Harganya dibanderol sekitar Rp 1 juta per unit. Tim juga membuat jenis implan sementara, yang lebih banyak dipakai. Operasi pemasangan implan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo, Surabaya, saja bisa mencapai 30 kali dalam sepekan. “Implan permanen lebih jarang, dalam setahun kadang-kadang 7-10 kali saja,” kata Fahmi.
Tahun lalu Fahmi dan koleganya juga menggagas pembuatan implan permanen yang bersih dari nikel. Pasalnya, implan baja nirkarat saat ini masih mengandung nikel, yang membuat penggunanya mengalami iritasi dan gatal ketika bersinggungan dengan peralatan berbahan sama.
Fahmi mengatakan sudah ada lembaga donor yang bersedia membiayai produksi implan permanen tersebut. Kelebihan implan permanen ialah bisa dipakai sampai lebih dari 10 tahun, jauh lebih lama daripada implan temporer yang hanya 2 tahun. “Ini di Indonesia belum ada, tapi target kami 2020 ini harus sudah produksi,” ujarnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo