Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tes swab atau mekanisme uji usap dengan Polymerase Chain Reaction (tes PCR) merupakan metode tes yang dianggap paling akurat untuk mendeteksi Covid-19. Namun, sebagian orang merasa aneh dan curiga lantaran hasil pemeriksaan kadang berbeda meskipun uji swab dilakukan dalam waktu yang berdekatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir dari situs resmi Universitas Gadjah Mada (UGM), terdapat beragam faktor yang menyebabkan perbedaan hasil tes PCR. Salah satunya adalah faktor waktu dan prosedur pengambilan sampel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Misalnya, seseorang melakukan tes swab di rumah sakit dan mendapatkan hasil positif. Kemudian keesokan harinya kembali melakukan swab PCR di rumah sakit yang berbeda namun dengan hasil negatif.
Menurut Pakar Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Titik Nuryastuti, kondisi tersebut disebut dengan negatif palsu.
“Bila ini terjadi dalam masa inkubasi virus, yaitu hari ke 2-14 setelah terpapar, kondisi ini disebut dengan negatif palsu. Ini mungkin terjadi karena jumlah virus yang rendah dan berada di bawah ambang deteksi PCR sehingga memberikan hasil negatif,” katanya seperti dikutip dari ugm.ac.id, Selasa, 8 Desember 2021.
Mengutip dari US Food & Drug Administration, dalam tes PCR, penyebutan hasil negatif palsu artinya tes menunjukkan bahwa seseorang tidak memiliki Covid-19 namun disebut terinfeksi. Sedangkan positif palsu berarti tes menunjukkan seseorang memiliki Covid-19 tetapi dalam tes disebut tidak terinfeksi.
Faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi perbedaan hasil tes PCR terbagi dalam beberapa tahapan. Di antaranya meliputi fase preanalitik, analitik, dan post analitik. Fase preanalitik memberikan pengaruh kemungkinan paling besar.
Pengaruh itu bisa disebabkan adanya kejadian pada saat proses pengambilan sampel, penanganan dan transportasi sampel sebelum sampai di laboratorium, penyimpanan hingga pengiriman sampel.
Sedangkan fase analitik yaitu pada saat proses pengerjaan ekstraksi RNA dan PCR. Fase post analitik meliputi tahapan interpretasi hasil sampai diserahkan ke pasien. Tahapan-tahapan tersebut mampu memengaruhi keakuratan hasil pemeriksaan tes swab.
Untuk menyikapi adanya kemungkinan perbedaan hasil tes PCR, sebaiknya seseorang yang mengalami gejala Covid-19 maupun sempat melakukan tes swab tetap melakukan isolasi mandiri. Sebab, jika seseorang dengan hasil tes PCR awal positif lalu melakukan tes yang serupa dalam waktu dekat dengan hasil negatif, masih berpotensi menjadi sumber penularan Covid-19.
RISMA DAMAYANTI
Baca juga: 12 Langkah Jalani Tes PCR dengan Benar