Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena solstis atau sering juga disebut titik balik matahari setiap tahun terjadi pada 21 Desember. Dikutip dari edukasi.sains.lapan.go.id, fenomena ini berlangsung ketika matahari berada paling selatan dari ekuator ketika tengah hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Akibatnya, durasi siang untuk belahan bumi selatan akan berlangsung lebih lama. Sebaliknya, di belahan bumi utara mengalami durasi siang yang lebih singkat. Di wilayah Indonesia, fenomena solstis sempat viral di platform media sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagian warganet ada yang mengkhawatirkannya, sebab fenomena tak biasa itu dianggap membahayakan. Sementara itu, di belahan bumi utara, fenomena solstis yang jatuh pada Juni (Winter Solstice) justru disambut dan dirayakan dengan berbagai ritual atau festival magis.
Dilansir dari Yourtango.com, berikut ini enam ritual magis di seluruh dunia untuk menyambut fenomena Winter Solstice:
1. Festival Yalda
Yalda atau Shabe Yalda merupakan festival untuk merayakan fenomena solstis di Iran. Selain itu, festival ini dilakukan untuk memperingati ulang tahun Dewi Matahari Mithra yang menang atas kegelapan pada hari itu.
Festival Yalda biasanya dirayakan dengan berkumpul bersama teman atau keluarga serta makan jamuan buah-buahan dan kacang-kacangan yang ditanam secara alami. Lalu, ditutup dengan doa harapan baik untuk tahun ini.
2. Ritual Soyal
Soyal adalah tradisi Winter Solstice yang dilakukan oleh penduduk asli Amerika di New Mexico, suku asli Amerika. Ritual dilakukan dengan menari, memberi hadiah, dan pemurnian. Makna simbolisnya adalah membawa matahari kembali dari tidur musim dingin yang panjang.
3. Santa Lucy
Dikenal juga sebagai Hari Lucia. Acara festival ini paling banyak dirayakan di negara-negara Scandinavian. Selain untuk menyambut fenomena solstis, festival ini juga untuk memperingati seseorang satu martir Kristen paling awal yang dibunuh oleh orang Romawi pada 304 M karena keyakinan agama, St Lucy.
Dalam ritualnya, gadis-gadis perempuan muda berdandan seperti Santa Lucy dan mengenakan karangan bunga lilin di kepala. Hal ini dimaksudkan untuk melambangkan Santa Lucy sebagai pembawa cahaya Kristus di dunia kegelapan dan dikaitkan dengan fenomena solstis.
4. Festival Saturnalia
Dilakukan di Roma Kuno, Saturnalia menandakan akhir musim tanam dan menyambut masa pertumbuhan untuk bulan-bulan mendatang. Festival dilakukan selama berhari-hari, hadiah akan diberikan, banyak permainan, dan beberapa pekerjaan tertentu diliburkan.
5. Dong Zhi
Festival Dong Zhi adalah festival panen akhir tahun untuk merayakan fenomena solstis bersamaan dengan menyambut buruh yang kembali dari ladang dengan membawa buah hasil panen mereka. Lalu, dirayakan dengan pertemuan keluarga dan makan besar dengan jamuan nasi yang berbentuk bola (Tang Yuan).
6. Tradisi Inti Raymi
Festival Inti Raymi berlangsung pada Juni, saat terjadinya fenomena fenomena solstis Musim Dingin di belahan bumi selatan, tepatnya di negara Peru. Mulanya, tradisi ini pertama kali dilangsungkan saat Kekaisaran Inca sebelum kedatangan penjajah Spanyol. Inti Raymi dilakukan dengan beberapa ritual untuk menghormati matahari, di antaranya tarian tradisional, pesta, dan pengorbanan tiruan.
HARIS SETYAWAN