Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Institut Teknologi Bandung (ITB) menaikkan jumlah total dana riset pada 2020 menjadi Rp 18,8 miliar. Angkanya naik Rp 4,5 miliar dari sebelumnya Rp 14,3 miliar pada 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekretaris Bidang Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB Sugeng Joko Sarwono mengatakan program riset sepenuhnya didanai oleh ITB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada tahap awal, program ini hanya terdiri atas Riset Unggulan dan Riset Kelompok Keahlian dengan dana total hanya Rp 500 juta. Selain dana riset, dalam bidang pengabdian kepada masyarakat ITB telah mengalokasikan dana sebesar Rp 1 miliar sejak 2010.
Jumlah dana pengabdian terus meningkat hingga 2019 sebesar Rp 3 miliar. "Sedangkan untuk 2020, alokasi dana Program Pengabdian kepada Masyarakat telah ditingkatkan dua kali lipat menjadi Rp 6 miliar," katanya, Kamis, 12 Desember 2019.
Selain kedua program itu, sejak 2017 ITB mencanangkan program baru yaitu Program Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Inovasi ITB (P3MI-ITB). Program ini juga dimaksudkan untuk memperkuat kelembagaan Kelompok Keahlian (KK) yang ada di ITB.
Dalam program ini Kelompok Keahlian diberikan kewenangan dalam menentukan fokus penelitian, pengabdian, inovasi, tim dan hasil target kegiatan. Dana yang dapat diajukan oleh masing-masing kelompok keahlian maksimal Rp 500 juta.
Total alokasi dana untuk Program P3MI 2019 adalah Rp 50 miliar. "Untuk 2020, alokasi Program P3MI telah ditetapkan dua kali lipat sebesar Rp 1 miliar per Kelompok Keahlian," ujarnya.
Sebagian hasil kegiatan yang didanai melalui Program Riset ITB, Program Pengabdian kepada masyarakat, serta Program P3MI ITB pada 2019 hari ini dipamerkan. Termasuk hasil kegiatan inovasi ITB yang didukung oleh Kementerian Riset dan Teknologi, seperti Pengembangan Radar Cuaca Nasional yang menghasilkan produk Radar tipe Pulse dan tipe FMCW, kemudian Perangkat Base Station dan Smartphone 4G, yang menghasilkan BTS Small Cell 4G, Smartphone 4G, dan Smart Dashboard untuk kendaraan listrik.
Lalu ada hasil pengembangan dan produksi Katalis Merah Putih yang menghasilkan katalis untuk produksi bahan bakar minyak, serta pengembangan Sistem SmartEdu untuk Kegiatan Belajar Mengajar.
ANWAR SISWADI