Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim penelitian dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) dan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) mengembangkan sistem robot pelayan yang akan digunakan untuk membantu tenaga medis dalam menangani pasien virus corona. Robot itu bisa digunakan untuk melayani pasien dengan risiko penularan yang tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat ITS Agus Muhamad Hatta menerangkan, sistem robot pelayan dibuat menggunakan dua pendekatan. “Satu robot pelayan pembawa logistik ke pasien dengan cara dikendalikan dari jarak jauh oleh tenaga medis berpengalaman. Dua, pendekatan yang lebih otonom, robot yang melayani pasien secara otomatis,” ujar dia saat dihubungi, Senin malam, 30 Maret 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selama hampir satu bulan sejak pertama kali kasus pertama dikonfirmasi pada 2 Maret lalu, jumlah penderita COVID-19 terus meningkat, termasuk menular kepada para tenaga medis yang beberapa di antaranya meninggal dunia. Tenaga medis termasuk dalam kelompok orang dalam risiko (ODR).
Pengembangan robot pelayan ini dikerjakan oleh beberapa peneliti, di antaranya dari departemen teknik komputer ITS Muhtadin, Ahmad Zaini, dan Rudi Dikairono. Sedangkan dari RSAU, yaitu dokter spesialis forensik Nily Sulistyorini, dokter spesialis kedokteran jiwa Izzatul Fitriyah, dan dokter bedah toraks kardiovaskular Niko Azari.
Menurut Agus, pendekatan tersebut dilakukan dengan menggabungkan berbagai sensor yang diletakkan pada robot dan ruangan tempat pasien berada. “Kedua pendekatan tersebut diharapkan dapat digunakan para tenaga medis untuk tetap melayani pasien dengan meminimalisir kontak dengan pasien,” kata dia.
Proses pemuatan robot dilakukan sejak pemerintah mulai menerapkan siaga COVID-19. Namun, Agus berujar, tim ITS sebelumnya sudah mengembangkan berbagai tipe robot, sehingga modifikasi dari robot yang dibuat dapat difungsikan sebagai robot pelayan.
Dengan adanya robot yang mampu melayani keperluan pasien secara otonom, Agus berharap dapat membantu pekerjaan tenaga medis dengan mengurangi risiko tertular penyakit. “Target dalam beberapa minggu atau sebulan ke depan diharapkan dapat beroperasi,” tutur Agus.
Robot tersebut sempat disebutkan oleh Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro melalui konferensi video yang digelar Kamis, 26 Maret 2020, saat mengumumkan Konsorsium Riset dan Inovasi Penanganan CIVID-19. Robot itu juga menjadi salah satu program konsorsium yang menggabungkan beberapa peneliti dari berbagai lembaga penelitian dan perguruan tinggi.