Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Alasan Sultan HB X Belum Tetapkan Yogyakarta KLB Corona

Sultan Hamengku Buwono X menyatakan ada banyak pertimbangan sehingga belum menetapkan Yogyakarta KLB Corona.

17 Maret 2020 | 09.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Raja Keraton yang juga Gubernur DIY Sri Sultan HB X (baju kotak-kotak) menyatakan Keraton Yogya bersih dari potensi virus corona saat kunjungan Raja Belanda pada Rabu (11/3) lalu. TEMPO/Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengaku belum bisa menentukan status wabah Corona di Yogya apakah sudah masuk Kejadian Luar Biasa (KLB) atau belum.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sultan HB X menuturkan untuk menentukan status KLB atau tidak di DIY, mereka masih menunggu terbentuknya tim gugus tugas Corona. “Kami menunggu rekomendasi tim gugus tugas daerah itu, untuk menentukan KLB atau tidak,” ujarnya, Senin, 16 Maret 2020. Sebab, kata dia, ada banyak pertimbangan sebelum menetapkan status.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sultan menuturkan salah satu yang harus dipertimbangkan adalah soal berapa banyak pasien positif corona di Yogya dan klaster yang berkembang.

“Karena akan banyak dampak ke belakangnya jika kita sudah menentukan KLB. Tidak hanya bidang kesehatan tapi juga soal ekonomi, termasuk pertimbangan soal lockdown (isolasi wilayah),” ujarnya.

Berangkat dari itulah, Sultan menuturkan masih perlu identifikasi mendalam. Khususnya dari perkembangan rumah sakit rujukan Covid-19 untuk mengetahui, antara pasien yang negatif dan positif Corona perbandingannya jadi seperti apa.

Termasuk mengetahui bagaimana yang sebelumnya sakit apa bisa disembuhkan atau yang sehat justru semakin banyak yang menjadi sakit. Perkembangan grafik itu yang menurut Sultan bisa jadi pertimbangan pemerintah akan memutuskan KLB atau tidak. “Kami tentu harus siapkan juga, apa yang menjadi kebutuhan masyarakat kalau misalnya KLB memang terpaksa harus ditetapkan,” ujarnya.

Hingga Senin 16 Maret 2020, total ada 22 pasien dalam pengawasan (PDP) di Yogyakarta. “Dari jumlah itu yang negatif Corona ada 12 orang, positif masih satu orang, dan sembilan orang masih dalam proses uji laboratorium,” ujar Juru Bicara Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk penanganan pandemi Corona, Berty Murtiningsih.

 

 

Syailendra Persada

Syailendra Persada

Lelaki asal Tegal ini menjadi wartawan Tempo sejak 2011 setelah lulus dari Jurusan Sastra Inggris Universitas Diponegoro. Sebelum menjadi pengelola kanal Nasional di Tempo.co, ia berkecimpung di Desk Hukum majalah Tempo. Memimpin sejumlah proyek liputan interaktif di Tempo.co, salah satunya "Kisah di Balik Terali Besi” yang menceritakan penyiksaan tahanan oleh aparat. Liputan ini hasil kolaborasi dengan International Center for Journalists.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus