Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pagi ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah ke level Rp 14.940 per dolar AS. Artinya, rupiah melemah 7 poin atau 0,05 persen dibanding posisi pada penutupan perdagangan kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 1,05 persen atau 155 poin ke level Rp1 4.933 pada akhir perdagangan kemarin, Senin 16 Maret 2020 kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rupiah dan mata uang Asia lainnya memang cenderung tak berdaya menghadapi kekagetan pasar atas pemangkasan suku bunga Federal Reserve secara tiba-tiba. Di sisi lain, kekhawatiran akibat pandemi virus corona juga masih menjadi sentimen negatif yang membuat investor menghindari aset berisiko seperti mata uang.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan tindakan The Fed yang cukup agresif memberikan sinyal yang kurang positif bagi pasar keuangan negara berkembang. Akibatnya, investor memilih masuk ke aset safe haven kembali. Hal ini tercermin dari pasar Asia yang sebagian besar juga terkoreksi.
Menurutnya, ini membuat pelaku pasar menganggap dampak ekonomi yang ditimbulkan dari wabah corona atau Covid-19 lebih parah dari yang diproyeksikan sebelumnya. Langkah The Fed memberikan efek domino yang membuat bank sentral lain turut memangkas suku bunga mereka dan merilis sejumlah kebijakan moneter.
“Sinyalnya jadi negatif. Ada apa kok sampai Bank Sentral AS sendiri sudah menurunkan 1,5 persen? Padahal sebelumnya assessment mereka masih cukup positif bahwa ekonomi AS masih kuat,” tuturnya kepada Bisnis, Senin.
Pelemahan greenback merupakan buntut dari langkah Bank Sentral AS yang secara mendadak memangkas suku bunga acuannya sebesar 100 bps menjadi 0,25 persen. Sebelumnya, pada awal Maret lalu Bank Sentral AS itu memotong suku bunganya sebesar 50 bps menjadi 1,25 persen. Secara year to date total suku bunga acuan The Fed telah berkurang 1,5 persen.
BISNIS