Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Kagama Lakukan Ini untuk Hilangkan Bau di Kali Item

Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) DKI Jakarta menyemprotkan mikroba ke Kali Sentiong atau yang dikenal Kali Item.

31 Juli 2018 | 10.39 WIB

Pemerintah DKI Jakarta menabur bubuk dan menyirami larutan penghilang bau untuk mengusir bau busuk di Kali Item.
Perbesar
Pemerintah DKI Jakarta menabur bubuk dan menyirami larutan penghilang bau untuk mengusir bau busuk di Kali Item.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) DKI Jakarta menyemprotkan mikroba ke Kali Sentiong atau yang dikenal Kali Item. Ketua KAGAMA Peduli Sampah, Sodiq Suhardianto, menjelaskan penyemprotan sudah dilakukan akhir pekan lalu. Sebelumnya, Kagama sudah melakukan uji laboratorium dan survei lapangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Kami sudah melakukan uji laboratoium, hanya 5 hari saja. Minggu lalu kami survei ambil sampel kemudian kami bawa ke laboratorium, langsung aksi, Mikroba yang sudah kami produksi mencapai 10 ribu liter," ujar Sodiq saat dihubungi Tempo melalui pesan singkat, Senin, 30 Juli 2018.

Kagama menggunakan probiotik asam laktat untuk mengatasi pencemaran lingkungan yang berimbas pada bau tak sedap. Manfaat asam laktat, kata Sodiq, dapat menghambat pertumbuhan patogen (diurai secara biologis menjadi senyawa organik yang bermanfaat), mengatasi bau karena metana gas, diantaranya H2S, NH3 dan lainnya serta dapat menekan unsur COD, BOD dan TSS.

Penyebab air hitam dan bau pada sungai dikarenakan adanya zat-zat organik yang masuk ke dalam sungai tersebut. Zat-zat organik itu biasanya berasal dari limbah rumah tangga, hotel, pasar, rumah sakit, gedung perkantoran serta apartement yang berada disekitar sungai.

"Kami sudah ke lokasi sehari setelah penyemprotan, baunya juga sudah mulai berkurang. Tapi, ini kan parameternya baru sebatas hidung masing-masing kita. Jum'at besok kita lihat hasil laboratorium mengenai bau tersebut," tambah Sodiq.

Limbah organik yang terkontaminasi dengan bakteri patogen akan menghasilkan asam lemak. Asam lemak ini dapat menghasilkan warna air menghitam dan timbulnya bau tak sedap pada sungai. "Bau tak sedap pada sungai juga bisa disebabkan oleh sulfur yang ketika bereaksi dengan bakteri patogen, maka akan berubah menjadi gas sulfida. Apabila kadar zat besi tinggi maka sulfur akan bereaksi sehingga air menjadi hitam," kata Sodiq.

Ketua KAGAMA DKI Jakarta, Meinarwati, mengatakan bahwa Kagama DKI Jakarta bersama pemerintah Jakarta Utara sudah menginjeksi Kali Sentiong di empat titik, yakni di pintu air sentiong, jembatan marto, depan wisma atlet dan depan jubile, serta satu titik di danau Sunter sebagai tempat limbah.

"Masing-masing titik kita beri 500 liter cairan mikroba yg mengandung lactobacillus, fungsinya menguraikan mikroba yg menyebabkan bau busuk, terutama ammonia dan sulfida," kata Meinarwati.

Selain memberikan solusi atas kali sentiong, kata Meinarwati, Kagama juga melakukan beberapa kegitan untuk membantu Jakarta. "Kita bersama masyarakat membantu membersihkan pinggir rel di kelurahan Koja dari tanaman liar sehingga nantinya akan digunakan untuk tamann mengingat sebelumnya jadi tempat mesum. Dalam waktu dekat kami juga akan membantu produsen tempe tahu supaya limbah yang dibuang sudah ramah lingkungan," lanjut Meinarwati.

Simak kabar terbaru tentang Kali Item hanya di Tempo.co.

Amri Mahbub

Amri Mahbub

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus