Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Kaleidoskop 2021: Tangki Pertamina Terbakar, Jet Tempur F-35B Gagal Terbang

Ini adalah bagian terakhir dari enam tulisan Kaleidoskop 2021 tentang sains, lingkungan, digital dan game di Indonesia dan dunia.

29 Desember 2021 | 07.36 WIB

Kebakaran tangki minyak di kilang Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap, Jawa Tengah. TEMPO/Aris Andrianto
Perbesar
Kebakaran tangki minyak di kilang Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap, Jawa Tengah. TEMPO/Aris Andrianto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kanal Tekno berusaha merangkum segenap peristiwa sains, lingkungan, digital, dan game yang pernah mewarnai Indonesia dan dunia—hingga di luar Bumi—sepanjang tahun ini dalam Kaleidoskop 2021. Popularitas lewat tingkat keterbacaan artikelnya menjadi parameter utamanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Untuk Kaleidoskop 2021 periode November-Desember, berikut ini delapan peristiwa terpilihnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

NOVEMBER

Tangki Minyak Pertamina Bolong dan Terbakar

Pakar petir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Syarif Hidayat tidak yakin sambaran petir bisa sampai merusak dan melubangi tangki kilang minyak Pertamina hingga menyebabkan kebakaran. Dia menanggapi kesimpulan hasil investigasi Pertamina atas dugaan penyebab kebakaran di kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat, pada Maret lalu.

Menurut Syarif, ketebalan tubuh tangki menipiskan kemungkinan bolong oleh petir. “Saya berpendapat itu tidak mungkin,” ujarnya kepada TEMPO, Senin, 15 November 2021.

Dia menuturkan bahwa secara umum, berdasarkan penelitian yang ada dan diakomodir sebagai standar internasional, tebal logam tangki kilang minyak lebih dari 4,85 milimeter. Dengan ketebalan seperti itu, sambaran petir dinilainya kecil kemungkinan sanggup melelehkan atau bahkan membuat tangki di kilang minyak berlubang.

“Kalau iya, kita harus uji dengan sungguh-sungguh sehingga tidak jadi keliru,” kata dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB itu.

Puan Menanam di Sawah Saat Hujan

Ramai reaksi atas foto Ketua DPR Puan Maharani menanam padi bersama petani saat hujan di Sleman, Yogyakarta, beberapa waktu lalu. Ini diawali dari cuitan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang mengatakan, "Biasanya petani menanam padi tidak hujan hujanan."

Sebagian kalangan, termasuk netizen, yang membenarkan penilaian Susi Pudjiastuti menerangkan bahwa petani akan pergi saat hujan datang sebab petani takut tersambar petir. Tapi sebagian lain, termasuk relawan Puan, tak mempersoalkan dengan menyebut hujan adalah berkah untuk petani.

Menurut Tonny Saritua Purba, Penyuluh Swadaya Petani Padi Gogo Indonesia, juga sarjana pertanian dari IPB University, berada di lahan terbuka seperti di hamparan sawah memang berisiko saat terjadi hujan petir. Bukan hanya petani, dia mengatakan, semua orang pasti akan menghindarinya.

Tonny menolak terlibat dalam polemik berita foto Puan Maharani menanam padi hujan-hujanan. Dia hanya menerangkan bahwa semua petani dituntut harus paham dan bisa bersahabat dengan cuaca hujan karena, benar, hujan sangat dibutuhkan petani.

Satwa penghuni hutan di Kalimantan tak sebatas orang utan ataupun bekantan. Dua jenis satwa itu memang lebih kerap muncul dalam pemberitaan--biasanya terkait konflik pembukaan lahan untuk perkebunan atau deforestasi, sebagai korban.

Seperti di lokasi lain, hutan Kalimantan yang masih relatif terjaga juga menyimpan kekayaan hayati alias biodiversitas. Hutan itu menjadi rumah bagi beragam satwa. Tim patroli hutan desa di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, menjadi saksi keanekaragaman satwa tersebut.

Hutan desa adalah program pengelolaan hutan yang berbasis masyarakat. Sedang cerita kesaksian ini digali dari tim pendamping hutan desa dari kelompok People Resources and Conservation Foundation (PRCF) Indonesia. Mereka melakukan patroli untuk mendata konservasi dan potensi-potensi dari hutan yang ada.

Diawali dari hutan di Desa Nanga Lauk sejak 2019 dan belakangan pendampingan beserta kegiatan patroli di dalamnya juga dilakukan di Desa Nanga Betung dan Desa Tanjung. Kalau di Nanga Lauk, sebagian besar areal hutannya adalah rawa, sementara di Nanga Betung dan Tanjung adalah hutan pegunungan.

Rekaman Macan Kumbang

Rekaman video di media sosial menyebutkan ada seekor macan kumbang terekam di video amatir warga. Dalam video yang berdurasi 30 detik itu terlihat seekor macan kumbang berjalan santai saat terekam kamera warga dari sebuah mobil  berjarak dekat. Video ini diperkirakan diambil di Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah.

Kepala Resor Konservasi Wilayah Cilacap, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jawa Tengah, Dedi Rusyanto menyebutkan bahwa ia belum bisa memastikan bahwa video itu diambil di Nusakambangan. Namun, ia mengakui memang ada belasan ekor macan kumbang yang saat ini hidup di pulau itu.

“Secara keseluruhan yang terpantau sekitar 18 ekor, tetapi perlu dipantau kembali secara keseluruhan titik dengan metode dan strategi sesuai standar inventarisasi pemantauan jenis satwa liar,” ujar Dedi pada Rabu, 3 November 2021.

Dilansir dari laman Indonesia.go.id, macan kumbang ini memiliki nama latin Panthera Pardus Melas. Kucing hitam besar ini spesies macan tutul. Walau memiliki warna yang tidak sama, variasi warna tubuh yang berwarna hitam itu bukan subspesies, tetapi spesies yang sama.

DESEMBER

DESEMBER

Covid-19 Menurun Bukan Semata karena Vaksinasi

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Dwi Agustian mengatakan penurunan kasus Covid-19 saat ini boleh jadi bukan hanya karena vaksinasi, tapi kombinasi dengan gelombang kedua. Sejauh ini cakupan vaksinasi Covid-19 di Indonesia belum mencapai 70 persen sebagai ambang batas teori kekebalan komunitas.

“Sehingga saya punya hipotesis yang belum teruji bahwa ini kemungkinan dihasilkan oleh gelombang besar populasi masyarakat yang terinfeksi lalu memiliki ketahanan varian Delta,” katanya dalam Satu Jam Berbincang Ilmu yang digelar daring oleh Dewan Profesor Universitas Padjadjaran, Sabtu sore, 11 Desember 2021.

Gelombang kedua kasus Covid-19 di Indonesia ditandai oleh lonjakan kasus harian sebanyak 56.757 orang pada 15 Juli 2021. Sebelum lonjakan itu, kata Dwi, pada Januari dimulai vaksinasi Covid-19 dan temuan varian Delta pada 3 Mei sebelum Hari Raya Idul Fitri.

Dari informasi yang diperolehnya, kasus Covid-19 pada Juli-Agustus 2021 disebabkan oleh virus yang tidak bervariasi. “Semua didominasi oleh varian Delta,” kata dosen dengan keahlian epidemiologi spasial itu. Tren kasus baru hariannya kemudian sangat jauh berkurang per 16 November lalu. 

6 Penyakit Akibat Debu Vulkanik Gunung Semeru

Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama, membeberkan enam penyakit yang perlu diwaspadai akibat asap dan abu vulkanik letusan gunung berapi seperti Gunung Semeru. “Sedikitnya ada enam penyakit yang perlu diwaspadai,” ujar dia melalui pesan WhatsApp, Minggu, 5 Desember 2021.

Enam penyakit tersebut adalah infeksi saluran pernafasan atas (ISPA); infeksi saluran pernafasan bawah (pneumonia dan bronkhitis); alergi, radang atau iritasi pada mata; alergi, infeksi atau iritasi pada kulit; gangguan saluran pencernaan; dan perburukan dari penyakit kronik baik karena daya tahan tubuh yang turun maupun karena stres atau lalai makan obat.

Menurut Tjandra yang juga Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020 itu, dampak pertama dari letusan gunung berapi adalah awan panas yang dapat langsung menerpa tubuh, juga mungkin lahar panas atau dingin. Selain itu, ada juga debu vulkanik dan gas yang bisa mengakibatkan iritasi pada kulit, mata dan saluran pernafasan.

“Kita sangat prihatin dengan dengan letusan Gunung Semeru, semoga para korban dapat segera tertolong,” tutur Tjandra sambil menambahkan bahwa jika ada letusan susulan dan atau keluarnya asap dan debu, maka dampaknya diharapkan bisa dicegah atau diminimalisir.

Kampus Pemenang Kuliah Daring Terbaik

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menilai pembelajaran perguruan tinggi yang menggelar kuliah secara daring. Hasilnya diumumkan lewat Sistem Pembelajaran Daring Indonesia atau SPADA Award secara daring, Senin, 13 Desember 2021. Beberapa kampus pemenangnya, seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), juga Telkom University.

Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Aris Junaidi mengatakan, penghargaan  untuk pembelajaran daring diberikan kepada institusi dan dosen, khususnya bagi mereka yang sudah terdaftar di SPADA Indonesia. Penghargaan yang diumumkan Agustus lalu itu masa penilaiannya berlangsung 9 September hingga 30 November 2021.

Penilaian dilakukan dari isian angket dengan sejumlah pertanyaan dari kementerian. Pesertanya berjumlah 500 perguruan tinggi dengan 2.668 mata kuliah. Penghargaan terbagi menjadi tiga kategori. “Diharapkan dapat meningkatkan jumlah perguruan tinggi dan mata kuliah yang dapat di-sharing di SPADA Indonesia dan meningkatkan akses terhadap materi pembelajaran yang berkualitas,” katanya, Senin 13 Desember 2021.

Pada kategori Perguruan Tinggi Terbaik Dukungan Institusi Terhadap Pembelajaran Daring, pemenangnya adalah Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Indonesia, Universitas Negeri Semarang, dan Universitas Telkom.

Jet Tempur F-35B Gagal Terbang

Sebuah video merekam momen dramatis seorang pilot Angkatan Udara Inggris menyelamatkan diri dari pesawat tempur F-35B Joint Strike Fighter yang nyemplung ke laut dari sebuah kapal induk. Pesawat tercebur tanpa bisa dicegah saat proses lepas landas yang ingin dilakukannya diduga gagal.

Beruntung, sang pilot tak mengalami luka. Tapi, satu unit jet tempur canggih yang kerap disapa Lightning dan memiliki kemampuan mengangkasa di landas pacu yang pendek serta pendaratan vertikal hilang tenggelam. Rumornya, peristiwa tersebut disebabkan human error.

Insiden itu terjadi tepatnya di atas kapal induk baru milik Angkatan Perang Kerajaan Inggris, HMS Queen Elizabeth, pada 17 November 2021. Saat itu Queen Elizabeth dan satuan pendukungnya yang dikenal sebagai Carrier Strike Group 21 sedang transit di Laut Mediterania. Mereka dalam pelayaran pulang dari misi pertama Queen Elizabeth menyusuri rute melewati kawasan Timur Tengah, Laut Cina Selatan, hingga yang terjauh Guam di wilayah teritori Amerika Serikat di Pasifik.

Ikut mengawal kapal induk itu adalah kapal perang destroyer Amerika, USS The Sullivans, dan satu skuadron F35B dari Marinir Amerika, VMFA-211, yang beroperasi dari atas dek Queen Elizabeth. Adapun pesawat jenis sama yang tercebur disebut-sebut milik Royal Air Force Jet, Skuadron 617.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus