Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi sebagian besar orang, katak dan kodok sering dianggap sebagai hewan yang sama. Namun, meskipun keduanya termasuk dalam ordo yang sama, yaitu Anura, katak dan kodok memiliki banyak perbedaan yang mendasar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Bentuk Fisik
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perbedaan utama yang paling mencolok antara katak dan kodok adalah penampilan fisiknya. Katak memiliki kulit yang basah, lembab, tipis, dan halus. Biasanya, tubuh katak lebih ramping dan kaki belakangnya panjang sehingga mampu melompat jauh.
Sebaliknya, kodok memiliki kulit yang kering, tebal, kasar, dan berbintik-bintik. Tubuh kodok lebih lebar dan besar dengan kaki yang relatif pendek, sehingga lompatan mereka tidak sejauh katak.
2. Habitat
Habitat katak dan kodok juga berbeda. Katak lebih sering ditemukan di dekat air karena kulitnya yang lembab mudah kehilangan kelembapan. Mereka lebih suka tinggal di daerah yang lembab seperti sawah, sungai, dan hutan basah.
Adapun kodok lebih tahan terhadap kekeringan dan sering dijumpai di tempat yang lebih kering, seperti pemukiman warga, perkotaan, dan bahkan di ketinggian tertentu. Kodok dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan yang beragam dan tahan terhadap gangguan sekitarnya.
3. Cara Adaptasi
Adaptasi katak dan kodok terhadap lingkungan mereka juga berbeda. Katak lebih tergantung pada lingkungan yang lembab dan berair, seperti sawah, sungai, dan hutan basah. Mereka juga lebih selektif dalam memilih habitat.
4. Cara Bergerak
Cara bergerak katak dan kodok juga berbeda. Katak memiliki kaki belakang yang panjang, yang memungkinkannya untuk melompat jauh. Ketika bergerak, katak lebih sering melompat daripada merayap.
Di sisi lain, kodok memiliki kaki yang lebih pendek dan lebih sering berjalan atau merayap daripada melompat. Jika Anda melihat amfibi merayap di tanah, kemungkinan besar itu adalah kodok, tetapi jika melompat, itu mungkin katak.
5. Racun
Kedua hewan ini memiliki mekanisme pertahanan yang berbeda dalam hal racun. Katak terkenal dengan beberapa spesiesnya yang sangat beracun, seperti katak panah beracun yang racunnya digunakan oleh suku-suku di Amazon untuk melapisi anak panah. Racun ini sangat mematikan bahkan bagi manusia.
Kodok juga beracun, tetapi dalam tingkat yang berbeda. Kulit kodok mengeluarkan racun yang dapat menyebabkan mual, muntah, dan sakit perut jika tertelan atau disentuh. Karena itu, disarankan untuk mencuci tangan setelah memegang kodok.
6. Telur
Telur katak dan kodok memiliki perbedaan yang signifikan dalam penampilannya. Telur katak biasanya diletakkan dalam rumpun atau tumpukan gelembung bening dengan titik hitam kecil di tengahnya.
Sebaliknya, telur kodok disusun dalam pita jeli panjang dan tipis dengan titik-titik hitam yang ditata berbaris di dalamnya. Bentuk telur ini mencerminkan adaptasi masing-masing hewan terhadap lingkungan tempat mereka berkembang biak.
7. Kecebong atau Berudu
Saat telur menetas, kecebong atau berudu katak dan kodok juga menunjukkan perbedaan. Kecebong katak biasanya lebih ramping dan panjang, sementara kecebong kodok cenderung lebih pendek dan gempal.
Baik kecebong katak maupun kodok menghabiskan awal hidupnya di air, memakan ganggang dan tanaman kecil sebelum beralih ke serangga kecil dan bahkan kecebong lainnya. Setelah beberapa minggu, kecebong mulai menumbuhkan lengan dan kaki, dan akhirnya bertransisi menjadi katak dan kodok dewasa.
Sebaliknya, kodok lebih fleksibel dan dapat hidup di berbagai jenis lingkungan, termasuk area yang lebih kering dan lebih terdisturbansi. Kemampuan beradaptasi kodok terhadap berbagai kondisi lingkungan membuat mereka lebih mudah dijumpai di berbagai tempat.
KSDAE.MENLHK.GO.ID | REKOFOREST.ORG | NAOMY A. NUGRAHENI